Cerita Pedagang Pasar Pamanukan yang Sepi Pembeli, Sering Gigit Jari karena Tak Jualan Sama Sekali

Yuni mengaku sebelum banyak online shop dirinya bisa mendapatkan omzet sebanyak Rp4 juta sampai Rp8 juta per hari.

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Kemal Setia Permana
Tribunjabar.id / Ahya Nurdin
Kondisi Pamanukan Trade Center (PTC) yang sepi pengunjung. Barang dagangan pedagang tampak tak laku terjual akibat gempuran belanja online. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG -  Gempuran perdagangan daring atau online shop berdampak besar terhadap omzet pedagang pasar di Pamanukan.

Akibat makin hebatnya arus belanja daring, kini para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli.

Kondisi itu dialami oleh Yuni (40), salah satu pedagang Pamanukan Trade Center (PTC).

Yuli mengungkapkan toko dagangannya kini sepi dari  pembeli.

"Dulu ketika ada marketplace seperti Shopee, Lazada itu tidak terlalu berpengaruh, masih ada pengunjung. Lalu setelah ada jualan lewat live Tiktok itu sekarang mulai sepi," kata Yuni ditemui Tribunjabar.id di tokonya, Senin, (25/9/2023).

Yuni mengaku sebelum banyak online shop dirinya bisa mendapatkan omzet sebanyak Rp4 juta sampai Rp8 juta per hari.

Namun kini kondisinya sangat jauh berbeda. Dalam sehari bahkan pernah tak ada pembeli yang datang,

Hal ini membuat para pedagang harus gigit jari.

Omzet dagangan mereka kini terjun bebas karena banyak pelanggannya beralih membeli barang dari online shop.

Dari pantauan di lapangan, nyaris tiap sudut toko-toko di PTC sepi pengunjung. Tak ada yang datang untuk melihat atau membeli pakaian.

Sementara para pedagang sibuk memegangi dagangan atau melamun hingga menatap ponsel sembari menanti kehadiran pembeli.

Yuni pun mengaku ia sempat mencoba berjualan melalui media sosial. Tapi usahanya tak semujur orang lain, karena apa yang dilakukannya tak mampu mendatangkan pembeli.

"Pernah coba live, tapi capek ngomong terus dan itu gak laku. Banyak yang bilang kenapa gak jual lewat online atau live, kenyataannya itu juga tidak mudah. Tetap kalah sama yang pengikutnya banyak, kalah sama yang banyak promonya," ujarnya.

Sementara itu, Edwin, pedagang baju grosir dan eceran di pertokoan Pasar Inpres Pamanukan juga mengeluhkan kondisi pasar yang mulai sepi pengunjung.

Bahkan pelanggan grosirnya yang biasanya datang seminggu sekali kini datang 2 hingga 3 minggu sekali.

"Sekarang ada yang beli aja alhamdulillah, karena yang beli eceran juga sepi. Sehari rata rata yang beli eceran 5 pembeli. Tapi pernah sehari itu gak ada yang beli sama sekali," katanya.

Menurut Edwin, para pedagang sudah swadaya membenahi sendiri lantai hingga atap pasar yang rusak. Hal itu dilakukan agar pembeli mau datang ke Pasar Impres Pamanukan.

"Seperti yang kita lihat, sudah rusak parah. Kalau ujan ya becek. Itu dibenahi semua sama pedagang biar pembeli mau datang," ungkapnya.

Edwin juga berharap pemerintah dapat segera merealisasikan rencana revitalisasi pasar inpres pamanukan dengan secepatnya.  (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved