Buntut Terbakarnya TPA Sarimukti, Daya Tampungnya Berkurang 50 Persen, Meski Kembali Beroperasi

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah kembali beroperasi.

Istimewa
Kebakaran TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah kembali beroperasi.

Empat wilayah, Kota dan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan KBB bisa kembali membuang sampahnya di sana.

“Sarimukti kalau kita lihat sekarang kebakaran di sana lebih dari 90 persen sudah padam. Tinggal sisa-sisa beberapa titik, dan saat ini kita dapat bantuan dari BNPB, teman-teman BPBD dan Satgas di lapangan,” ujar Penjabat Sekretaris Daerah Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, melalui siaran digital, Minggu (24/9).

Meski beberapa zona kembali dibuka untuk menerima kiriman sampah yang tertunda selama kebakaran terjadi, daya tampung Sarimukti, ungkap Setiawan, berkurang menjadi 50 persen.

Baca juga: Selama Sebulan Lebih TPA Sarimukti Terbakar, 669 Warga Bandung Barat Terkena Penyakit ISPA

Dengan demikian, pemerintah kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya harus mengurangi kiriman sampah sebanyak 50 persen.

“Yang 50 persen (sisa)-nya harus mulai program pengurangan dari sumber,” imbuhnya.

Meski daya tampung TPA Sarimukti berkurang sehingga pengangkutan sampah ke TPA itu tak akan bisa lagi sebanyak dulu, Setiawan meminta masyarakat untuk tidak menangani sendiri sampah-sampahnya dengan cara membakarnya.

Pembakaran sampah dapat menimbulkan masalah baru, seperti polusi udara, bahkan memicu terjadinya kebakaran.

Petugas damkar saat beristirahat di samping mobil yang digunakan memadamkan kebakaran TPA Sarimukti beberapa waktu lalu.
Petugas damkar saat beristirahat di samping mobil yang digunakan memadamkan kebakaran TPA Sarimukti beberapa waktu lalu. (Tribun Jabar)

Solusi yang dirancang pemerintah dalam menangani sampah, ujarnya, melalui program memilah sampah menuju zero waste. Namun, kesuksesan program tersebut sangat membutuhkan kerja sama semua pihak, terutama masyarakat.

“Enggak boleh (membakar sampah). Karena kalau (sampah) dibakar itu menimbulkan masalah baru,” ujarnya.

“Bagi (sampah) yang menumpuk saat ini, memang masih bisa ditampung di Sarimukti. Tapi (sampah) yang baru harus dipilah dari sumber penghasil sampah, (seperti) rumah tangga. Kalau tidak begitu, kita tidak akan pernah selesai.”

Gangguan Kesehatan

Kondisi terkini di TPA Sarimukti yang kebakaran, kepulan asap putih masih terlihat muncul, Selasa (12/9/2023).
Kondisi   di TPA Sarimukti yang kebakaran, kepulan asap putih masih terlihat muncul, Selasa (12/9/2023). (Tribun Jabar)

Selain memicu penumpukan sampah di Bandung Raya, kebakaran TPA Sarimukti juga menimbulkan masalah lainnya bagi warga sekitar. Sebanyak 669 warga tercatat mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Banyaknya warga yang terkena ISPA tersebut karena selama satu bulan lebih kebakaran TPA Sarimukti tak kunjung padam, sehingga asap tipis masih tetap masuk ke permukiman warga karena terembus angin kencang.

Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Wijayanto mengatakan, ratusan warga yang terkena penyakit ISPA tersebut tercatat hingga 22 September 2023 setelah dilakukan pemeriksaan tim medis di Posko Kesehatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved