DPR RI dan LDII Sepakat Kedaulatan Pangan Tidak Bisa Ditawar, Harus Dimulai dari Lingkup Terkecil

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, mengatakan ketahanan pangan dan lingkungan hidup adalah bagian program prioritas LDII.

istimewa
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, mengatakan ketahanan pangan dan lingkungan hidup adalah bagian program prioritas LDII. 

TRIBUNJABAR.ID -  DPP LDII dan Komisi IV DPR RI sepakati kedaulatan pangan dan gizi guna mewujudkan generasi penerus bebas stunting dan tidak bisa ditawar.

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, mengatakan ketahanan pangan dan lingkungan hidup adalah bagian program prioritas LDII.

“Bahkan Presiden Jokowi, berkali-kali mengatakan, ketahanan pangan ini perlu. Apalagi di musim sekarang, dengan badai el nino. Menjadikan curah hujan turun di Indonesia dan terjadi kekeringan,” kata KH Chriswanto Santoso seperti diungkapkan dalam webinar ketahanan pangan yang dihelat DPP LDII, Sabtu (23/9/2023), di kantor DPP LDII, Jakarta.

Dalam Webinar Pangan DPP LDII bertajuk 'Kedaulatan Pangan dan Gizi Guna Mewujudkan Generasi Penerus Bebas Stunting Menuju Indonesia Emas 2045',  Chriswanto mengatakan bahwa akibat pangan menjadi komoditas strategis terkait kedaulatan, beberapa negara yang biasa mengekspor berasnya ke Indonesia, saat ini menutup kran ekspor pangan.

Hal ini disebabkan mereka sendiri juga membutuhkan setok pangan sebagai kebutuhan yang tidak mungkin dihindari. 

Chriswanto Santoso menjelaskan saat ini terjadi perebutan sejumlah kebutuhan pokok di dunia.

“Pertama adalah energi, kedua air, ketiga pangan, dan keempat adalah logam. Seperti nikel, karena merupakan bahan untuk teknologi tinggi yang digunakan di dunia,” ujarnya.

Menurutnya, pangan adalah syarat mutlak manusia bisa hidup. Bahkan, pangan menjadi bagian untuk mengendalikan manusia yang lainnya.

Hal ini menjadi permasalahan. Maka dalam hal ini, LDII menjadikan pangan sebagai bagian untuk membantu Indoensia bertahan dari tekanan, dan tidak mengelami ketergantungan dengan negara lainnya.

“Saya membayangkan,  LDII melalui Kordinator Bidang Pengabdian Masyarakat (Penamas), menerbitkan booklet, bagaimana memanfaatkan hortikultura untuk ketahanan pangan di rumah tangga. Petunjuk yang sederhana, dengan lahan yang ada, menjadikan individu yang punya daya tahan terhadap pangan yang luar biasa, yang secara kolektif akan menjadi kekuatan yang luar bisa,” katanya.

Selain itu, Chriswanto mencontohkan, LDII memiliki pionir-pionir di bidang pangan.

“Ada saudara kami yang bisa menjadikan lahan gambut, menjadi produktif. Di Pekanbaru, ada saudara kami, mengembangkan area agro ekowisata, dan di sana berhasil menanam ketela pohon. Ini bisa sebagai diversifikasi pangan, juga menjadi alternatif bahan untuk dibuat etanol, sebagai alternatif ketahanan energi,” jelasnya.

Maka, ia berharap, LDII melalui Penamas, dapat juga memanfaatkan teknologi, seperti kecerdasan buatan. Di rumah-rumah, tidak perlu ditunggui, dapat melakukan budidaya pangan.

Seghingga kapan akan melakukan pengairan dan pemupukan, bisa berjalan sendiri.

"Untuk skala kecil, dan tidak mahal, saya kira, ahli-ahli LDII mampu melakukan itu,” katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved