Berita Viral
Sosok Susanto, Tamatan SMA Jadi Dokter Gadungan, 2 Tahun Tipu RS PHC Surabaya, 7 Institusi Dibobol
Nama Susanto dokter gadungan yang menipu PT Pelindo Husada Citra (PHC) hingga bisa bekerja sebagai dokter tengah menjadi sorotan publik.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Nama Susanto dokter gadungan yang menipu PT Pelindo Husada Citra (PHC) hingga bisa bekerja sebagai dokter tengah menjadi sorotan publik.
Diketahui, Susanto bisa bekerja sebagai dokte klinik K3 wilayah kerja Pertamina di Cepu, Jawa Tengah selama dua tahun.
Ternyata, pada 2011 Susanto sempat beraksi sebagai dokter gadungan di Kalimantan, di antaranya di sejumlah rumah sakit Kutai Timur pada 2011.
Akan tetapi, aksinya terbongkar hingga Susanto dijebloskan ke penjara.
Tak kapok, setelah kel luar dari penjara, Susanto kembali berulah.
Pria tamatan SMA ini melancarkan aksi sebagai dokter gadungan lagi di Surabaya.
Aksinya bermula dua tahun lalu saat PT PHC membuka loowngan kerja dan merekrut pegawai secara online.
Susanto pun tertarik melihat lowongan pekerjaan itu.
Lagi-lagi, ia menggunakan trik lama yang digunakan sebelumnya saat menjadi dokter gadungan.
Susanto mengisi formulir pendaftaran dengan memakai identitas dokter lain, ia mencarinya melalui media sosial.
Pada akhirnya, Susanto menemukan akun dr Anggi Yurikno, seorang dokter asal Bandung.
Seluruh identitas dr Anggi Yurikno itu pun dicuri oleh Susanto dan digunakan untuk melamar kerja.
Ternyata, dokumen palsu itu berhasil membuat Susanto diterima kerja.
Susanto pun bekerja sebagai dokter selama 2 tahun.
Ia menerima honor Rp 7 juta setiap bulan, ditambah dengan tunjangan.
Namun, aksinya menjadi dokter gadungan pun terbongkar.
Hal itu bermula saat perusahaan mengurus perpanjangan kontrak kerja Susanto.
Direktur Utama PT PHC dr Subardjo mengaku telah kecolongan.
Bahkan, sebelum kasus ini terungkap, Susanto rencananya akan mendapatkan kontrak kerja selama 7,5 tahun.
Meski tertipu, dia memastikan tidak ada pasien yang menjadi korban.
"Dia tugas sebagai dokter umum di klinik OHiH. Melayani tes kesehatan pekerja Pertamina sebelum kerja. Tugasnya hanya mengecek kesehatan pekerja, bukan memberi resep obat," ujarnya.
Susanto pun langsung menggegerkan publik, lantas bagaimana sosoknya?
Baca juga: Sosok Guru SMP di Pangandaran yang Curi Aset Sekolah untuk Modal Judi Online, Pernah Berprestasi
Sosok Susanto
Susanto adalah pria asal Grobogan, Jawa Tengah.
Susanto bersekolah di SDN Tunggulrejo 1, SMP Negeri Gabus 1, dan SMAN 1 Martoyudan Magelang tahun 1999.
Setelah tamat SMA, Susanto tidak melanjutkan ke jenjang kuliah, ia memilih untuk bekerja.
Susanto pernah menikah dengan Siti Masrotun pada tahun 2003 dan telah memiliki anak perempuan berumur 4 tahun.
Akan tetapi pernikahannya itu akhirnya kandas.
Kasus Susanto menjadi dokter gadungan ternyata tidak hanya sekali.
Hal ini diketahui usai Reskrim Polres Kutai Timur menelusurinya pada 2011, setelah ada laporan dari rumah sakit tempat Susanto bekerja.
Dalam penelusurannya tim Reskrim Polres Kutai Timur bersama tersangka Susanto berangkat ke Yogyakarta, 23 Maret 2011.
Saat tiba di Yogyakarta, tim langsung menuju Temanggung.
Ketika dilakukan pengecekan di RS Gunung Sawo, Susanto ternyata pernah bekerja selama 2 bulan, yaitu Februari sampai April 2008.
Setelah dari Temanggung, tim bergerak ke Semarang.
"Hari ini dilakukan pemeriksaan terhadap dr Eko Adhi Pangarsa yang asli di RS Karyadi Semarang. Kemudian dilakukan penelusuran alamat tinggal tersangka di Kecamatan Ngalihan, Semarang," katanya.
Hasilnya, tuan rumah kost tidak berada di lokasi, sedangkan tetangga kanan dan kiri rumah kost tidak mengenal tersangka.
Kemudian, tim bergerak ke Grobogan, lalu berkoordinasi dengan Polres, lalu bersama tim Resmob menuju ke Dusun Kawu, Desa Tunggulrejo, Kecamatan Gabus untuk mencari rumah orang tua tersangka.
Tim berhasil menemukan orang tua tersangka.
Diketahui dari ayah dan ibu tersangka, yang bernama Samuji dan Suparmi, nama asli tersangka adalah Susanto.
Setelah itu tim bergerak ke rumah mantan istrinya, Siti Masrotun, yang dinikahi tahun 2003 dan telah memiliki anak perempuan berumur 4 tahun.
Dari keterangan Siti, pada tanggal 8 November 2008, Susanto pamit ke Surabaya untuk seminar. Setelah itu tidak ada berita tentangnya lagi.
Dari keterangan Siti, pada tanggal 8 November 2008, Susanto pamit ke Surabaya untuk seminar. Setelah itu tidak ada berita tentangnya lagi.
Dari hasil penelurusan ke Yayasan RS Habibullah di Jalan Raya Tahunan, Kecamatan Gabus, Grobogan.
Diketahui Susanto pernah diangkat sebagai Dirut tahun 2008.
Setelah itu ia pamit ke Surabaya, dan tidak muncul lagi.
Selain itu, Susanto juga merangkap sebagai dokter di Puskesmas Gabus di Jalan Raya Sulursari, Kecamatan Gabus, Grobogan, pada tahun 2006, selama sekitar 1 tahun.
Sedangkan di PMI Grobogan, jabatan Susanto adalah Kepala UTD selama 3 tahun dari tahun 2006 - 2008 .
Di tiga tempat di Grobogan, tersangka memakai nama dr. Susanto.
Dan masa kerja di tiga RS berakhir setelah Susanto pergi ke Kalimantan Selatan untuk bekerja sebagai Dokter Obgin di RS Pahlawan Medical Center, Kandangan.
Namun baru 5 hari bertugas, kepalsuannya terungkap setelah ketahuan grogi dan hampir salah penanganan saat operasi caesar.
Selanjutnya ia dilaporkan oleh Direktur RS tersebut, dan diproses pidana Polsek Kota Kandangan, dan dijatuhi vonis oleh PN Kandangan selama 20 bulan.
Tak kapok, Susanto lalu pergi di Sangatta, Kutai Timur. Dia bekerja di Rumah Sakit Sangatta Occupational Health Center (SOHC) dan Rumah Sakit Prima Sangatta.
Dari rekam jejaknya itu, total sudah ada tujuh institusi yang diketahui pernah dibobol Susanto.
Bahkan saat itu polisi menduga, ia juga berencana melakukan aksi serupa di Palangkaraya, karena telah ada KTP setempat atas namanya.
Baca artikel Tribun Jabar lainnya di googlenews.
Respons Dokter Tirta Soal Kasus Dokter Dipaksa Buka Masker Keluarga Pasien, Tantang Pelaku Tarung |
![]() |
---|
Viral Detik-detik Warga Hajar Maling Motor di Cirebon sampai Babak Belur, Ketahuan saat Beraksi |
![]() |
---|
Viral Video Tamu Ngaku Diusir dari Hotel di Pekalongan Gegara Tiket Promo, Manajemen Buka Suara |
![]() |
---|
Sudah Jual TV, Tukang Ojek Boyolali Belum Bisa Lunasi Seragam Rp841 Ribu, Sang Anak Terpaksa Bolos |
![]() |
---|
Komentar Penonton Film Merah Putih: One For All, Penayangan Perdana Disaksikan Hanya Tiga Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.