Soal Hidran Kosong untuk Pemadam Kebakaran, Begini Kata Dirut PDAM Tirtawening Kota Bandung

Sony Salimi meminta masalah kebutuhan air ini diskusi saja langsung pimpinan ke pimpinan membahas supaya mendapatkan kesamaan dalam cara berpikir.

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Hermawan Aksan
Istimewa / dokumentasi Damkar Cianjur
Foto ilustrasi petugas Damkar sedang melakukan upaya pemadaman api. Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sony Salimi, berkomentar tentang adanya kebutuhan air dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung yang sempat mengeluhkan tak ada air di dalam hidran yang tersedia. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, Sony Salimi, berkomentar tentang adanya kebutuhan air dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung yang sempat mengeluhkan tak ada air di dalam hidran yang tersedia.

Sony meminta masalah kebutuhan air ini diskusi saja langsung pimpinan ke pimpinan membahas supaya mendapatkan kesamaan dalam cara berpikir.

"Namanya hidran itu harus ditempatkan pada posisi pipa yang ada airnya dan bertekanan. Kapasitas produksi (air) kami kan belum besar dan jumlah air yang dibutuhkan penduduk banyak," ujarnya di Balai Kota, Selasa (12/9/2023).

"Jadi, sebagian pipa kami tak memiliki tekanan yang cukup bahkan tak semua pipa ada airnya selama 24 jam karena digilir."

Sony menegaskan, hidran yang bisa mereka pasangan dan ada airnya selama 24 jam hanyalah hidran yang terpasang di sepanjang jalur pipa tranmisi air baku.

"Tapi, kalau di sistem distribusi itu enggak ada, maka banyak hidran yang memang enggak ada airnya karena memang tak ada air."

"Saya sudah sampaikan ke Diskar, jika mau memperbaiki kebutuhan air, silakan miliki beberapa tampungan, lalu nanti akan kami isi," katanya.

Selain itu, opsi lain, kata Sony, unit Damkar bisa disimpan di instalasi PDAM agar dekat dengan sumber air, atau ketika ada kejadian kebakaran bisa lakukan kerja sama, semisal unit Damkar berangkat ke lokasi dan tangki PDAM pun ikut di belakangnya sehingga unit Damkar tak perlu bolak-balik mengisi air melainkan bisa mengambil langsung ke tangki PDAM.

"Kebakaran tak setiap detik dan setiap hari. Kan petugas Damkar bisa hubungi kami jika membutuhkan air, yang tentu kami hadirkan jumlah keperluannya."

"Jadi, enggak perlu bolak-balik unit Damkarnya tinggal sedot saja dari mobil tangki kami," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved