Gempa Maroko

UPDATE Getaran Gempa Maroko Juga DIrasakan Sejauh 350 Km, Banyak Desa Rata dengan Tanah

Kementerian Dalam Negeri mengatakan jumlah korban tewas paling banyak berada di Provinsi Al Haouz diikuti Provinsi Taroudant.

Editor: Ravianto
Fadel Senna/AFP
Orang-orang berjalan melewati rumah-rumah yang hancur akibat gempa bumi di desa pegunungan Tafeghaghte, barat daya kota Marrakesh, pada 9 September 2023. Gempa bumi paling mematikan di Maroko dalam beberapa dekade telah menewaskan lebih dari 2.000 orang, kata pihak berwenang pada 9 September, saat pasukan dan keadaan darurat layanan bergegas untuk mencapai desa-desa pegunungan terpencil di mana korban masih dikhawatirkan masih terjebak. 

TRIBUNJABAR.ID, MARRAKESH - Gempa dahsyat 6,9 Skala Magnitudo mengguncang wilayah kota tua Marrakesh, Maroko, Jumat (8/9/2023) jelang tengah malam atau Sabtu pagi waktu Indonesia.

Hingga Minggu (10/9/2023), korban meninggal akibat gempa tersebut mencapai 2.012 orang.

Besarnya jumlah korban meninggal diduga kuat karena wilayah Marrakesh terdapat bangunan kuno yang rawan runtuh.

MESKI pusat gempa Jumat (8/9) malam di Maroko berada  sekitar 75 kilometer dari Marrakesh, getaran gempa  memang terasa hingga ke ibu kota Rabat, sekitar 350 kilometer jauhnya, serta Casablanca, Agadir dan Essaouira.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan jumlah korban tewas paling banyak berada di Provinsi Al Haouz diikuti Provinsi Taroudant.

Di sisi lain, jumlah korban tewas di Marrakesh jauh lebih sedikit, meskipun kota tua yang dilindungi Unesco ini mengalami kerusakan yang cukup parah.

Warga mengungsi melalui reruntuhan di kota tua Marrakesh yang rusak akibat gempa pada 9 September 2023. Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Maroko pada akhir 8 September menewaskan lebih dari 600 orang, menurut angka kementerian dalam negeri, membuat warga yang ketakutan meninggalkan rumah mereka di tengah-tengah bencana. malam. FADEL SENNA / AFP
Warga mengungsi melalui reruntuhan di kota tua Marrakesh yang rusak akibat gempa pada 9 September 2023. Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Maroko pada akhir 8 September menewaskan lebih dari 600 orang, menurut angka kementerian dalam negeri, membuat warga yang ketakutan meninggalkan rumah mereka di tengah-tengah bencana. malam. FADEL SENNA / AFP (FADEL SENNA / AFP)

Di daerah pegunungan terpencil, seluruh desa dilaporkan rata dengan tanah.

Banyak rumah-rumah sederhana terbuat dari batu bata lumpur, bebatuan dan kayu di desa-desa pegunungan diyakini telah runtuh. 

Namun, tempat-tempat seperti itu sulit dijangkau, jalan pegunungan dipenuhi bebatuan dan puing-puing, sehingga menyulitkan akses bagi layanan darurat.

Baca juga: Cerita Bupati Sukabumi Selamat dari Gempa Dahsyat Maroko, Getaran Gempa seperti Ombak di Bawah Hotel

Baca juga: SEJARAH Masjid Kutubiyya Maroko yang Menaranya Masih Berdiri Meski Dihantam Gempa 6,9 SM

Pemerintah Maroko belum secara resmi meminta bantuan dari komunitas internasional, yang merupakan langkah yang diperlukan agar kru penyelamat dari luar dapat dikerahkan. Meski begitu, PBB mengatakan pihaknya siap membantu

Janji serupa juga datang dari beberapa negara termasuk Spanyol, Perancis, Aljazair, dan Israel.

Penjabat Perdana Menteri Australia Richard Marles mengatakan kepada Sky News, pemerintah federal Australia juga akan menawarkan dukungannya.

“Ini adalah bagian dunia yang telah dikunjungi oleh banyak warga Australia, jadi saya tahu bahwa akan ada keprihatinan dan simpati yang sangat besar terhadap masyarakat Maroko. Kami jelas akan berbicara erat dengan pemerintah Maroko mengenai cara-cara yang bisa kami lakukan untuk membantu," kata Marles.

Gempa Jumat (8/9) menjadi gempa bumi paling mematikan di negara itu sejak tahun 1960, ketika Agadir dilanda gempa 6,7 magnitudo. Saat itu lebih 12 ribu orang meninggal tertimpa reruntuhan bangunan.

Getaran gempa Jumat lalu terasa hingga Aljazair. Bahkan hingga wilayah Andalusia Spanyol, di seberang Selat Gibraltar yang memisahkan negara tersebut dari Maroko. (tribunnetwork/yunita rahmayanti)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved