Bupati Sukabumi Jadi Korban Gempa

Bupati Sukabumi Selamat dari Gempa M 6,9 di Maroko, Gempa Terbesar Sepanjang Sejarah Maroko

Beruntung, Marwan Hamami selamat dalam peristiwa tersebut, meski hotel yang ditinggalinya mengalami retak-retak di bagian tembok akibat gempa

Shutterstock/Kompas.com
Ilustrasi gempa - Bupati Sukabumi Marwan Hamami menjadi korban gempa bumi yang mengguncang Maroko, Sabtu (9/9/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Bupati Sukabumi Marwan Hamami menjadi korban gempa bumi yang mengguncang Maroko, Sabtu (9/9/2023).

Beruntung, Marwan Hamami selamat dalam peristiwa tersebut, meski hotel yang ditinggalinya mengalami retak-retak di bagian tembok akibat kencangnya guncangan gempa.

Menurut Kepala Pusat gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono, gempa bumi tersebut berkekuatan M 6,9 dan merupakan jenis gempa bumi dangkal.

"Ini merupakan gempa utama (mainshock) dan yang terbesar dalam catatan sejarah yang pernah terjadi di Maroko. Laporan terkini menunjukkan bahwa gempa tersebut menimbulkan kerusakan dengan korban jiwa meninggal," kata Daryono.

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif di Zona Pegunungan Atlas, Maroko. Morfologi jalur pegunungan ini berarah Baratdaya -Timurlaut, dari Agadir hingga Aït Ahmadou Haddou, Maroko.

"Hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault), yang mencerminkan adanya gaya tekan (compressional) yang terjadi pada zona tektonik sumber gempa tersebut," jelasnya.

Baca juga: BREAKING NEWS Hotel Tempat Bupati Sukabumi Tidur di Maroko Retak Diguncang Gempa, Begini Kondisinya

Daryono menjelaskan, gempa tersebut terjadi di wilayah jalur sumber gempa sesar aktif yang sudah terpetakan, namun demikian zona ini dikenal dengan riwayat kegempaan yang relatif rendah.

"Gempa ini berdampak sangat merusak mencapai skala intensitas VII - IX MMI hingga menimbulkan kerusakan dan korban jiwa meninggal di Kota Tua Marrakesh. Marrakesh merupakan kota terbesar ke-empat di Maroko yang merupakan salah satu pusat populasi paling besar," katanya.

Daryono mengatakan, Marrakesh mengalami kerusakan paling parah karena dekat sumber gempa, ditambah dengan keberadaan bangunan-bangunan tua yang rentan runtuh akibat guncangan gempa karena kondisi strukturnya yang sudah lemah.

"Kota-kota besar terdampak guncangan gempa cukup kuat di sekitar Marrakesh adalah Ouarzazate, Essaouira, Safi, Agadir, Casablanca dan Errachidia. Tidak hanya di Maroko, gempa kerak dangkal ini guncangannya dirasakan di wilayah sangat luas, termasuk negara tetangga, seperti Portugal, Spanyol dan Aljazair," ujar Daryono.

Gempa Marrakesh Mw6,9 yang terjadi saat ini, lanjut Daryono, berdasarkan magnitudonya sebanding dengan gempa merusak bersejarah yang menghancurkan kota Meknes dengan magnitudo Mw6,5-7,0 yang terjadi pada 27 November 1755.

"Gempa ini menewaskan ribuan orang, karena melanda wilayah pegunungan dengan banyak sebaran permukiman pedesaan dan kota-kota kecil yang memiliki banyak bangunan rentan dengan struktur lemah. Selain itu, gempa kuat ini terjadi pada malam hari pukul 23.00 waktu setempat, saat seluruh warga sedang tinggal di rumah," tuturnya.

"Hingga pukul 16.25 WIB sore ini, hasil monitoring menunjukkan telah terjadi beberapa kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan satu kali gempa susulan signifikan dengan magnitudo M4,9 pada pukul 05.30WIB yang dirasakan dalam skala intensitas VI MMI," kata Daryono.

Sementara itu, Bupati Marwan Hamami datang ke Maroko untuk menghadiri Konferensi Internasional ke 10 tentang Geopark Global UNESCO yang diselenggarakan oleh M’Goun UNESCO Global Geopark.

Kondisi Marwan Hamami pun diungkap Sekretaris Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian (Diskominfosan) Kabupaten Sukabumi, Herdy Somantri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved