Pelajar di Sukabumi Aniaya Adik Kelas

UPDATE Siswa SMA Babat Adik Kelas di Sukabumi, Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah: Ini Sudah Kriminal

Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede, mengatakan, korban masih satu sekolahan dengan pelaku.

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ravianto
m rizal jalaludin/tribun jabar
Nampak depan SMAN 1 Warungkiara, sekolah F pelaku pembacokan terhadap adik kelasnya, F di drop out dari sekolah, termasuk kembarannya 

"Pun demikian ini tetap anak bangsa, belum tentu nasib mereka ke depan, entah jadi Presiden, entah jadi pejabat, kan begitu, akhirnya orang tuanya menerima," jelasnya.

Tak hanya menangani kelanjutan pendidikan pelaku, Gan Dodi mengatakan, pihak sekolah juga telah memberikan imbauan kepada seluruh pelajar di SMAN 1 Warungkiara agar kejadian serupa tidak terulang.

"Bahkan hari berikutnya, paginya saya kumpulkan (siswa) di lapangan sebagai catatan bahwa ketika ada permasalahan kalian siswa dengan siswa, siswa dengan guru, ada tempatnya wali kelas, BPBK, kesiswaan, akhirnya alhamdulillah (kondusif). Bahkan ketika ada rilis berita pun anak-anak cuma tersenyum, sebab semuanya sudah clear," ucapnya.

Menurutnya, kondisi korban saat ini membaik dan sudah bisa kembali bersekolah.

Diberitakan sebelumnya, F ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan pembacokan terhadap adik kelasnya.

Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede, mengatakan, korban masih satu sekolahan dengan pelaku.

Maruly tidak menyebut identitas korban, diketahui korban masih berumur 16 tahun atau kelas 11 SLTA, sedangkan pelaku kelas 12.

Maruly menjelaskan, F melakukan pembacokan karena balas dendam terhadap korban, peristiwa terjadi sekira pukul 16.00 WIB, Selasa (22/8/2023).

"Sebelumnya terjadi perselisihan antara ABH 1 (pelaku) dan ABH 2 (korban), ABH 1 ini kelas 3 SLTA, ABH 2 selaku korban adalah kelas 2 SLTA, satu sekolah beda kelas," kata Maruly di Satreskrim Polres Sukabumi, Selasa (29/8/2023).

Saat itu, lanjut Maruly, pelaku pulang terlebih dulu bersama kembarannya sekira pukul 11.00 WIB untuk mengambil senjata tajam celurit. Sebelum kembali ke sekolah, pelaku terlebih dulu meneguk minuman keras dan obat keras terbatas, ia kembali ke sekolah dengan membawa senjata tajam melalui pagar di belakang sekolah.

Setelah berhasil masuk ke sekolah dengan membawa celurit tanpa sepengetahuan penjagaan pengaamanan sekolah, pelaku langsung menunggu di depan kelas korban untuk melakukan menuntaskan dendamnya dengan membacok korban.

"Yang bersangkutan ABH 1 menunggu di kelas, menunggu di balik jendela atau di balik tembok kelas ABH 2, pada saat ABH 2 keluar dari kelas, ABH 1 langsung melakukan pembacokan terhadap ABH 2," ucap Maruly.

Maruly mengatakan, saat itu korban berusaha menghindar dengan berlari ke lapangan sekolah, namun korban terkena bacokan di bagian punggung, sampai akhirnya korban dibantu diamankan oleh siswa lain dan dibawa ke unit kesehatan sekolah.

"Kalau ABH 1 (pelaku), karena sudah ramai dan dikejar oleh pihak guru, langsung lari melarikan diri dari sekolah dan keesokan harinya berhasil diamankan oleh opsnal dari unit PPA Satreskrim Polres Sukabumi bekerja sama dengan Polsek Warungkiara," urai Maruly.

Akibat perbuatannya, pelaku dijerat pasal 80 ayat (2) Jo pasal 76C UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak dengan ancaman 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.* (M Rizal Jalaludin)

 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved