Ini Jawaban Maxim Terkait Tuntutan Ratusan Driver Ojol di Tasikmalaya yang Berunjuk Rasa 4 Kali

Ini jawaban pihak Maxim terkait tuntutan ratusan driver ojol Maxim yang berunjuk rasa 4 kali dan menuntut tiga hal.

Tribun Priangan/ Aldi M Perdana
Ratusan driver ojol Maxim gelar demonstrasi di depan kantor Maxim Tasikmalaya yang berlokasi di Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Senin (4/9/2023). 

“Kami juga menghimbau para pelaku demonstran agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan mencoba memanfaatkan situasi guna kepentingan individu maupun segelintir pihak apalagi dalam suasana menyambut tahun politik ini,” katanya.

Tiga Tuntutan

Ratusan driver ojol Maxim tersebut menuntut 3 hal yang sama sejak demonstrasi yang pertama.

“Kami sebagai pihak driver menuntut kepada pihak aplikator untuk yang pertama, menutup pendaftaran. Yang kedua, pembagian rata masalah order. Terus yang ketiga, kami menuntut kepada pihak aplikator untuk tidak menyalahkan setiap kesalahan kepada driver, contohnya seperti Penolakan Tugas Otomatis (PTO),” ungkap Anwar Ansori selaku salah satu demonstran sekaligus driver ojol Maxim.

Anwar menambahkan, terkait sistem PTO tersebut dinilai merugikan pihak driver di lapangan.

“Jadi, di PTO itu ada batasan 15 detik. Ketika itu tidak kami terima, maka itu akan jadi pelanggaran bagi kami sebagai mitra. Pengaruhnya nanti akun kami jadi enggak dikasih orderan,” lanjutnya.

Sementara itu, sambung Anwar, saat ini driver ojol Maxim yang berada di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, sudah berada di angka lebih dari 140 driver.

“Yang sudah daftar itu, sekarang sudah kepala 14. Berarti, kepala 14 itu ‘kan kalau dalam kurun usia ada kepala 3, ada kepala 2. Nah, sekarang, driver Maxim sudah di kepala 14,” ungkapnya.

Sedangkan pihak kantor, tambah Anwar, tidak menutup pendaftaran untuk driver ojol Maxim baru di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

“Justru malah terus bertambah dan pihak kantor tidak pernah memberikan solusi kepada driver, bagaimana pihak aplikator membatasi driver yang ingin mendaftar di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat,” katanya.

“Pokoknya kami menuntut untuk penutupan pendaftaran, khususnya di Kota Tasikmalaya, karena ini kota kecil. Sekarang customer sedikit, driver banyak. Bagaimana pembagiannya?” kata Anwar.

“Tuntutan yang paling kami perhatikan dari 3 hal tersebut, yang paling kami utamakan adalah penutupan (pendaftaran untuk) driver, karena ketika driver sudah ditutup, maka pembagian order akan merata,” pungkasnya. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved