Beras Penyumbang Utama Inflasi di Jabar, Pengamat: Jangan Sampai Beras Petani Jatuh ke Spekulan

 Acuviarta menghimbau, jangan sampai beras dari petani banyak terserap kepada para spekulan. 

Penulis: Nappisah | Editor: Ravianto
PT KLIRING BERJANGKA INDONESIA
Di awal tahun 2022 ini, untuk pertama kalinya Resi Gudang komoditas beras dari Karawang diregistrasikan ke Pusat Registrasi Resi Gudang. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Berdasarkan data yang dimuat BPS Jawa Barat, inflasi tahun ke tahun (y-on-y) mencapai 3,47 persen dan Inflasi tahun kalender (y-to-d) sebesar1,49%. 

Penyumbang utama inflasi yoy di antaranya adalah komoditas bensin, beras, rokok kretek filter, angkutan dalam kota, dan sewa rumah.

Komoditas beras penyumbang inflasi di bulan agustustus 2023 sebesar 0,3932 persen. 

Pengamat Ekonomi Unpas, Acuviarta Kartabi mengatakan stabilitas harga beras harus terus diperkuat. 

"Saya kira ini berkaitan dengan kondisi sebelumnya, karena pola kenaikan harga beras ini itu sudah terjadi lebih dari tahun terakhir," ujar Acviarta, saat ditemui Tribunjabar.id

foto dok 1- Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi
foto dok 1- Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi (dok pribadi)

Menurutnya, mengkombinasikan antara penyerapan beras yang dibeli oleh Bulog beras impor terlihat kurang efektif. 

"Artinya kebijakannya sudah tepat, tetapi saya kira dari sisi volume dan intensitas dari Bulog harus ditingkatkan," ucapnya. 

 Acuviarta menghimbau, jangan sampai beras dari petani banyak terserap kepada para spekulan. 

"Kondisi yang terjadi pada saat ini, sangat sulit melakukan stabilisasi harga beras," ucapnya. 

Kemudian, Pemerintah harus merencanakan kebijakan impor secara lebih baik. 

"Karena kita sudah memberikan penugasan kepada Bulog, namun penugasan impor itu juga belum berjalan optimal, dari sisi waktu maupun distribusinya," katanya. 

Menurutnya, bila beras ada, namun hanya di gudang akan sulit. "Saya kira tidak bisa hanya mengandalkan Bulog, tetapi juga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan operasi pasar beras murah," tambahnya. 

Operasi pasar murah, kata dia, biasanya dilakukan oleh pemerintah daerah maupun juga pemerintah komisi. 

Sehingga bisa membantu penyerapan ataupun distribusi beras yang dikelola oleh Bulog. 

"Saya kira mungkin kecepatan distribusi yang dilakukan Bulog, kalah cepat dengan para spekulan," ujarnya. 

Sehingga, lanjutnya, harga beras sulit turun meskipun sudah ditempuh kebijakan impor. (Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved