Hoya Kenalkan Lensa Mata Untuk Myopia dengan Uji Klinis Terpanjang di Pertemuan Ilmiah Perdami

Hoya Vision, produsen kacamata dari Jepang, mengenalkan inovasi lensa terapi Myopia dalam Forum Miyosmart, yang bertepatan dengan pertemuan ilmiah

Editor: Mega Nugraha
Istimewa
Hoya Vision, produsen kacamata dari Jepang, mengenalkan inovasi lensa terapi Myopia dalam Forum Miyosmart, yang bertepatan dengan pertemuan ilmiah tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) di Yogyakarta, Jumat (26/8/2023). 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG-Hoya Vision, produsen kacamata dari Jepang, mengenalkan inovasi lensa terapi Myopia dalam Forum Miyosmart, yang bertepatan dengan pertemuan ilmiah tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) di Yogyakarta, Jumat (26/8/2023).

Dalam pertemuan Perdami itu, turut digelar  Indonesian Refraction and Vision Optimization Society (INARVOS).

“Di forum ini, HOYA memperkenalkan dan membahas detail teknologi dan uji klinis DIMS (Defocus Incorporated Multiple Segments) pada lensa terapi MiYOSMART kepada Dokter Spesialis Mata di seminar INARVOS. Ini pertama kalinya kami terlibat di PIT Perdami," ujar Dodi Rukminto, Managing Director HOYA Indonesia.

Baca juga: Masih Ingat Ian Kasela? Dulu Vokalis Band Terkenal Sempat Jualan Kacamata, Kini Nyambi Jadi Youtuber

Miyosmart merupakan lensa kacamata dengan uji klinis terpanjang di dunia, yakni selama 6 tahun. Uji klinis ini merupakan tahapan penting untuk membuktikan efektivitas, keamanan, dan gambaran efek samping sebuah produk kesehatan.

Uji klinis Miyosmart bersifat acak atau biasa disebut randomized controlled trials (RCT). RCT merupakan level tertinggi uji klinis karena dirancang agar tidak memiliki bias dan memiliki risiko kesalahan sistematik yang lebih kecil.

"Kami berharap bisa terus mengikuti agenda pertemuan ilmiah ini untuk tahun-tahun berikutnya,” ujar dia.

Adapun dari uji klinis yang telah dilakukan, dibuktikan bahwa teknologi DIMS pada Miyosmart dapat menahan laju pertumbuhan myopia hingga 60 persen dan tidak menunjukkan efek rebound bagi pemakainya.

Efek rebound adalah kondisi yang tidak seharusnya terjadi akibat penghentian suatu obat maupun terapi yang diberikan.

Menurutnya, mata minus apabila pertumbuhannya tidak terkendali, dapat menyebabkan permasalahan mata yang lebih serius seperti katarak, glukoma, ablasi retina, dan degenerasi makula di kemudian hari. 

"Oleh karena itu, pentingnya intervensi dini terhadap myopia khususnya pada anak. Opsi terapi myopia bagi anak yang dianggap paling mudah adalah menggunakan lensa kacamata. Lensa kacamata terapi Miyosmarr dapat menahan pertumbuhan Myopia pada anak secara bersamaan," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved