Terapi Iodium Radioaktif I-131 untuk Penyembuhan Kanker Tiroid? Simak Penjelasannya!
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Terapi Iodium radioaktif I-131 terbukti efektif mengobati kanker tiroid, yaitu penyakit keganasan yang tumbuh dari sel-sel k
Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Terapi Iodium radioaktif I-131 terbukti efektif mengobati kanker tiroid, yaitu penyakit keganasan yang tumbuh dari sel-sel kelenjar tiroid.
Sebagai informasi, dr. Wulan Apriliani, Sp.KN-TM dari Santosa Hospital Bandung Kopo memaparkan bahwa pada kasus kanker tiroid, sel-sel kelenjar tiroid normal berubah menjadi sel keganasan.
"Kelenjar tiroid sendiri adalah kelenjar endokrin pada tubuh, yang berlokasi di leher yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh," ujarnya, saat dihubungi Tribunjabar.id, Minggu (20/8/2023).

Ia menuturkan, hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid adalah hormon tiroid yang berfungsi meregulasi berbagai aktivitas tubuh seperti tekanan darah, denyut jantung, sistem pencernaan, dan aktivitas tubuh lainnya.
Gejala kanker tiroid perlu Anda waspadai, bila timbulnya berupa benjolan leher baik kecil yang kadang tidak disadari pada awal muncul, atau benjolan yang teraba, cenderung keras, tapi bisa saja lunak. Cenderung sangat melekat dengan dasarnya.
"Pada awal munculnya penyakit mungkin tidak banyak keluhan yang dirasakan, sampai benjolan membesar yang akhirnya menyebabkan gangguan menelan, seperti ada yang mengganjal sampai kesulitan menelan," imbuhnya.

dr Wulan menambahkan, rasa tercekik dan tidak bebas bernafas, dapat terasa hingga terabanya benjolan kelenjar getah bening di leher (jika terjadi penyebaran ke kelenjar getah bening) atau keluhan di bagian tubuh lain (jika terjadi penyebaran di bagian tubuh tersebut).
"Keluhan selanjutnya seperti halnya penyakit keganasan lain adalah keluhan sistemik, seperti lemas badan," katanya.
Kendati demikian, pengobatan kanker tiroid dapat ditempuh dengan terapi Iodium radioaktif atau I131.
"Terapi Iodium radioaktif adalah terapi radiasi internal menggunakan zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Sediaan berupa cairan untuk diminum, kapsul dan juga berupa suntikan," ucapnya.
Terapi tersebut bertujuan untuk menghancurkan sisa jaringan tiroid fungsional setelah pembedahan, dan menghancurkan sisa keganasan sel-sel kanker tiroid.
Pasien kanker tiroid menjalani terapi iodium radioaktif setelah menjalani operasi tiroidektomi total oleh dokter bedah.
Persiapan sebelum melakukan terapi iodium radioaktif pun meliputi, pemeriksaan sidik kelenjar tiroid untuk mengevaluasi sisa jaringan tiroid fungsional, pemeriksaan laboratorium darah rutin, pemeriksaan laboratorium darah penanda tiroid dan beberapa persiapan lainnya.
"Cara kerja iodium radioaktif terhadap penyembuhan kanker tiroid, setelah masuk ke dalam tubuh, iodium radioaktif akan mencari dan mentarget sel-sel kanker tiroid secara spesifik," paparnya.
"Baik sel kanker yang berada di lapang tiroid, leher, maupun yang berada di bagian tubuh lain (penyebaran kanker)," katanya.
dr Wulan menjelaskan, radiasi beta yang terpancar dari iodium radioaktif akan merusak sel-sel kanker tersebut.
"Sedangkan radiasi gamma yang terpancar dari iodium radioaktif akan tertangkap di kamera gamma sebagai gambar (hasil scan) yang menunjukkan keberadaan sel kanker tersebut pada bagian-bagian tubuh," jelasnya.
Pasien yang menjalani terapi iodium radioaktif akan dirawat di ruang rawat khusus terapi radiasi, dengan pengawasan dari dokter dan tenaga kesehatan.
"Selama beberapa hari pasien akan dirawat. Tergantung aktivitas radiasi yang diberikan dan kondisi pasien, sampai diperbolehkan pulang sesuai instruksi dokter," ujar dr Wulan.
Pasien dirawat dengan anjuran sering minum air putih, menghindari makanan berkadar garam tinggi, dan anjuran-anjuran tertentu lainnya sesuai kondisi pasien.
"Pasien akan menjalani sidik seluruh tubuh (whole body scanning) pasca-terapi dengan menggunakan kamera gamma SPECT/CT di akhir perawatan sebelum pasien dipulangkan," imbuhnya.
Bila pasien pulang dengan obat-obatan tertentu, disesuaikan dengan kondisi pasien dan anjuran-anjuran dokter.
"Efek samping pasien setelah terapi hanya ringan saja. Setelah pemberian iodium radioaktif dapat terjadi pada sebagian kecil pasien," ujarnya.
"Berupa mual, sedikit pusing atau rasa kesat/rasa logam di lidah, yang hilang dalam hitungan jam atau hari saja," ucapnya.
Menariknya, selain kanker tiroid, terapi Iodium radioaktif dapat dijadikan alternatif untuk mengobati penyakit hipertiroid (gondok beracun).
Bagi Anda yang ingin berkonsultasi terapi iodium radioaktif bagi penderita kanker tiroid di Santosa Hospital Bandung Kopo, dr. Wulan Apriliani, Sp.KN-TM. melakukan layanan konsultasi dan terapi iodium radioaktif di Klinik Kedokteran Nuklir Gedung Cancer Centre, setiap hari Senin-Jumat pukul 10.00 WIB - 14.00 WIB.
Era Digital dan Tekanan Sosial, Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Remaja |
![]() |
---|
Era Digital dan Tekanan Sosial, Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Remaja? |
![]() |
---|
Santosa Hospital Bandung Central Edukasi Publik Lewat Seminar Jantung |
![]() |
---|
ASI Eksklusif 6 Bulan, Investasi Kesehatan dan Kecerdasan Anak Sejak Dini |
![]() |
---|
Nyeri Sendi Tak Selalu Biasa: Kapan Harus ke Dokter Reumatologi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.