Warga Kampung Warung Cina Rancaekek Manfaatkan Air dari Anak Sungai Citarum untuk Atasi Kekeringan

"Jadi air dari sungai disedot dengan mesin pompa, ditampung di kolam, kemudian dibiarkan menyerap ke sumur warga"

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Adityas Annas Azhari
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Ketua RT 2, RW 1 Desa Linggar, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Rohmat, sedang berada di salah satu kolam kering yang ada di kampungnya, Senin (21/8/2023) 

Namun, saat disedot oleh mesin pompa untuk digunakan, tak ada seperti busa yang terlihat di dalam sumur.

"Untuk mengisi air di kolam tersebut, ini merupakan inisiatif warga, jadi warga patungan untuk beli BBM mesin pompa. Tapi tak ditarget, seridonya saja, biasanya untuk bisa penuh kolam habis Rp 150 ribu beli BBM-nya," kata dia.

Adapun mesin pompa yang digunakan, kata Rohmat, merupakan milik RW, tentu berharap memiliki mesin pompa sendiri karena takut jika menggunakan mesin itu rusak.

Baca juga: Kulit Kering Saat Kemarau, Dua Bahan Alami Ini Bisa Bantu Atasi Kulit Kering

Rohmat berharap, kampungnya tak kekeringan dan tak kekurangan air, selain itu bisa memiliki mesin pompa jika kekeringan seperti sekarang, warga bisa langsung berinisiatif.

"Sebab sekarang, enggak semua kebagian air, kalau lagi nyedot air dari sungai. Kalau mesin ada beberapa, banyak memungkinkan air bisa didistribusikan ke warga-warga yang mau atau butuh air," ucapnya.

Hingga kini, kata Rohmat, warga belum mendapat bantuan baik dari pemerintah ataupun perusahaan yang ada di wilayah tersebut, sebab permukiman warga berdekatan dengan pabrik.

Baca juga: BPBD Sumedang Siapkan Sejumlah Tangki Air, Antisipasi Kekeringan Dampak Kemarau Panjang

Begitu juga Ketua Karang Taruna setempat, Irfan ramdani (25), membenarkan, hingga kini belum terdapat bantuan baik dari pemerintah atau pabrik yang ada di dekat permukiman warga.

"Hanya inisiatif warga saja, untuk menyedot air sungai ke kolam, dan dibiarkan meresap mengisi sumur-sumur yang ada," katanya.

Air sungai yang dibiarkan meresap, kata Irfan, malah disebut bersih, ya, tak tahu, namun tak sekotor air yang langsung di sungai tapi tak sejernih biasanya. "Sekarang, mungkin sedang puncak-puncaknya kekeringan di sini," ucapnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved