HUT Kemerdekaan RI

Contoh Naskah Khutbah Jumat Tema Kemerdekaan, Singkat Tapi Menyentuh, Lengkap dengan Mukadimahnya

Berikut inilah contoh naskah khutbah Jumat tema kemerdekaan singkat tapi menyentuh, lengkap dengan mukadimahnya.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
freepik.com
Contoh Naskah Khutbah Jumat Tema Kemerdekaan, Singkat Tapi Menyentuh, Lengkap dengan Mukadimahnya 

Hadirin jamaah salat Jumat rahimakumullah... Allah SWT selalu memberikan kenikmatan serta kemuliaan sehingga kita bisa menghadiri majelis yang penuh berkah.

Maka, mari kita berikan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, berupa kesehatan serta kesempatan untuk menunaikan kewajiban sholat Jumat.

Sholawat dan salam juga selalu kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai nabi penutup zaman sekaligus penunjuk arah menuju keimanan.
Jamaah salat Jumat rahimakumullah...

Dalam kutbah Jumat kali ini khotib menyampaikan judul: "Kemerdekaan, Memaknai Perjuangan Pahlawan & HUT RI".

Dalam pembukaan Undang-Undang 1945 tertulis,”Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,".

Tidak hanya itu, setelah rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaan, tidak lupa untuk selalu mengingat terdapat apa yang sudah diberikan oleh yang Maha Kuasa.

"Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,".

Ibnu ‘Asyur dalam "Maqasid al-Syari’ah al-Islamiyah" memberikan 2 makna terkait kemerdekaan.

Pertama, kemerdekaan adalah lawan kata perbudakan. Kedua merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri dan urusan sesuka hati tanpa adanya sebuah tekanan.

Dalam Al-Quran surah Al-An’am ayat 76-79 Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

"Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam"

"Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat,"

"Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”

"Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” (Q.S Al-An’am 76-79)

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved