Kisah Kadiman, Ahli Bekam di Indramayu, Ungkap Alasan Rela Dibayar Seikhlasnya Tanpa Pasang Tarif

Berawal hanya sebagai pekerjaan sampingan, Kadiman kini menjadikan terapi bekam sebaai pekerjaan utama untuk menghidupi istri dan kedua anaknya.

Tribun Jabar/ Handhika Rahman
Ketua Perhimpunan Ahli Bekam Indonesia (PABI) Indramayu, Kadiman. Berawal hanya sebagai pekerjaan sampingan, Kadiman kini menjadikan terapi bekam sebaai pekerjaan utama untuk menghidupi istri dan kedua anaknya. 

"Rezeki mah gak akan kemana, buktinya sekarang juga saya masih bisa makan," ujarnya.

Saat Tribuncirebon.com mencoba praktik pengobatan alternatif Kadiman, ia tampak melakukannya dengan profesional.

Sebelum pasien dibekam, Kadiman akan mengecek dahulu kondisi pasiennya melalui tekanan darah.

Jika tekanan darah pasien rendah,  Kadiman akan memberikan terlebih dahulu madu hangat kepada pasiennya. 

Sambil menunggu kondisi tubuh pasiennya stabil, biaanya ia akan mengajak pasiennya ngobrol lalu kemudian melakukan praktik bekam.

Kadiman mengaku menggeluti praktik bekam  sejak masih menjadi mahasiswa semester 2 di Universitas Wiralodra Indramayu dahulu.

"Saat itu saya memang lagi galau-galaunya mau kerja apa, karena dulu tuh saya ngajar jadi guru honorer, dulu saya ngajar cuma dikasih honor mulai dari 30 ribu," ujar dia.

Ia pun kemudian melakukan Salat Istikarah, menghatamkan Al-Quran, dan berpuasa.

Setelah melakukan hal tersebut, kurang lebih satu minggu, Kadiman bermimpi sedang mengobati pasien.

"Belum tahu saat itu, karena memang gak paham kesehatan. Tapi ternyata besok-besoknya ada teman saya ngajak buat ikut pelatihan bekam," ujar dia.

Dari sana, Kadiman terus belajar mulai dari cara mengecek kondisi tubuh pasien, cara melakukan bekam, dan lain sebagainya.

Semua itu Kadiman pelajari dari berbagai pelatihan bekam yang ia ikuti.

Namu demikian, ia mengaku  awalnya menjalani praktik bekam hanya sebagai pekerjaan sampingan di sela-sela tugasnya sebagai staf di Kantor Kecamatan Lelea.

Tak dinyana, ketika itu ternyata pasien banyak berdatangan dari mulut ke mulut.

Saat itu, Kadiman biasa melalukan praktik bekam dengan sistem panggilan ke rumah hingga sekarang ini ia memutuskan membuka tempat praktek bekam sendiri.

"Dari awal sampai sekarang tidak pernah ditarif. Jadi ya pasien bayar seikhlasnya, semampunya," ujarnya. 

Selain membuka praktek bekam, Kadiman juga aktif mengajari anak-anak mengaji di lokasi praktek bekam miliknya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved