Bahagianya Wagiman Tukang Ojek di Garut, Cintanya Antarkan Kesuksesan Putrinya

Cerita Wagiman, tukang ojek di Garut, bangga sang anak meraih gelar doktor Unpad.

|
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/SIDQI AL GHIFARI
Wagiman dan Tatat Kurniati saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya di Kampung Neglasari, Desa Mekarsari, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (11/8/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Krisis moneter tahun 1999 di Indonesia tidak membuat Wagiman (51) berhenti berjuang menafkahi istri dan anaknya.

Kala itu ia harus kehilangan pekerjaan akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai karyawan pabrik di Bandung.

Wagiman memutuskan untuk pulang kampung ke kampung halaman istrinya di Kampung Neglasari, Desa Mekarsari, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Berbekal uang pesangon dari perusahaannya, ia memutuskan untuk membeli sebuah motor lalu menjadi seorang tukang ojek di kampung.

Pekerjaannya sebagai tukang gojek membuatnya kerap disapa dengan panggilan "Mas Ojek".

"Pertama saya beli GL, karena kondisi di sini pegunungan akhirnya saya jual, saya ganti dengan beli motor supra x tahun 2000 milik teman, dulu harga nya Rp.5 juta,," ujarnya kepada Tribunjabar.id di kediamannya, Jumat (11/8/2023).

Siapa sangka, setelah 24 tahun berlalu motor Honda Supra X miliknya itu menjadi saksi dari perjuangannya dalam menyekolahkan putrinya.

Putrinya baru menyelesaikan pendidikan S3 di Kampus Unpad.

"Motor ini alhamdulillah kalo ada orderan ke Tasik, kemana-mana, siang malam siap berangkat, karena pajak masih jalan, surat juga lengkap," ungkapnya.

Hingga kini bebek miliknya itu masih terawat dengan baik, meski di beberapa bagian terlihat lusuh ditelan jaman.

Seperti di bagian jok, terlihat sudah mulai sobek dan bagian badan motor sudah mengelupas.

"Di musim mudik juga saya dan istri bersama anak yang saat itu masih kecil pernah pulang ke kampung saya di Kebumen," ungkapnya.

Wagiman menjelaskan, di tahun 1999 pekerjaan menjadi tukang gojek bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sekolah anak.

Namun, pekerjaan yang diandalkannya itu mulai terasa sepi di tahun 2012, dimana transportasi roda dua sudah mulai banyak dimiliki oleh masyarakat.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved