Kekonyolan di Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, Siap Meluncur Tapi Akses Keluar Stasiun Tak Ada

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengaku sebal dengan tidak tertatanya perencanaan stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Editor: Giri
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Dua orang pramugari membagikan makanan dan minuman di salah satu gerbong Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) saat kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). 

TRIBUNJABAR.ID - Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengaku sebal dengan tidak tertatanya perencanaan stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Proyek yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada 18 Agustus 2023 itu belum memiliki akses jalan bagi para penumpangnya.

Dia pun mengaku heran dengan pola pikir manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam perencanaan Stasiun KCJB di Karawang dan Padalarang.

Saat kereta peluru akan segera beroperasi, akses jalannya justru belum rampung dibangun.

"Ini missed satu hal, November tahun lalu saya baru sadar, kita lupa mikirin akses stasiun. Ini saya sebal juga waktu kemarin sama anak-anak KAI. Akses stasiunnya itu belum dipikirin, tidak ada akses jalan ke tol sama jalan besar," ungkap Kartika Wirjoatmodjo dikutip pada Minggu (6/8/2023).

Tiko --sapaan akrabnya-- mengatakan, KCJB ditargetkan beroperasi terbatas beberapa hari lagi, tapi akses jalannya disebut baru rampung pada akhir tahun nanti.

Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Lakukan Uji Sarana dan Prasarana untuk Dapatkan Ijin Operasi

Kereta Cepat Jakarta-Bandung mulanya ditargetkan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 18 Agustus 2023.

"Ini makanya Karawang sama Padalarang baru akhir tahun, karena di Karawang itu kalau kita buka stasiunnya di depannya, tidak ada jalan," beber Tiko.

Menurut Tiko, akses jalan merupakan hal paling mendasar dalam membangun infrastruktur.

Sehingga ia mengaku tak habis pikir dengan perencanaan yang dilakukan manajemen KAI karena sama sekali tidak memperhatikan akses jalan saat stasiun sudah beroperasi.

Baca juga: Bocoran Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ternyata Direktur KCIC Rekomendasikan Segini

"Ini stupid (bodoh) juga, kok bisa kelewatan. Stasiun jadi, kereta ada, tapi belum dibikin jalan di depannya. Itu bisa kelewatan juga. Saya bilang ini bagaimana perencananya, masa jalan enggak ada, baru sekarang mau dibangun," papar dia.

Ia mengungkapkan, manusia memang tak luput dari kesalahan seperti lalai.

Dua petugas berjalan di samping Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang membawa rombongan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023).
Dua petugas berjalan di samping Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang membawa rombongan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Namun, perkara ini tetap saja merupakan hal konyol lantaran tak ada satu pun yang saling mengingatkan dalam tim perencanaan yang berisi banyak orang di dalamnya.

"Nah tim itu, kalau yang sehat saling mengingatkan, ini ada yang kelupaan, ada yang belum. Nah ini penting," ucap Tiko.

Sebagai informasi, KAI bertindak sebagai pemimpin konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Konsorsium ini melibatkan sembilan perusahaan.

Baca juga: Kapasitas Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta Bandung 600 Orang, Ini Penumpang yang Diprioritaskan

Dari Indonesia ada empat BUMN yaitu Wijaya Karya, Jasamarga, Perkebunan Nusantara VIII, dan KAI.

Sedangkan dari Cina adalah China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.

BUMN dari Indonesia lalu membentuk badan usaha bernama PT Pilar Sinergi BUMN dan dari Cina membentuk China Railway.

Lalu kedua perusahaan gabungan itu membentuk konsorsium PT KCIC.

PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia ini kemudian menggenggam saham sebesar 60 persen di PT KCIC.

Sementara sisa saham 40 persen dikuasai konsorsium Cina. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Disebut Wamen BUMN "Stupid", Bangun Stasiun Kereta Cepat tapi Akses Jalan Belum Ada"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved