Kapolri Hadiri Jambore Nasional ke-7 Pelajar dan Mahasiswa Persatuan Islam di Kiarapayung Sumedang

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menghadiri acara Jambore Nasional ke-7 Pelajar dan Mahasiswa Persatuan Islam (Persis)

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/KIKI ANDRIANA
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri acara Jambore Nasional Pelajar dan Mahasiswa Persatuan Islam (Persis) di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Kecamatan Sukasari, Sumedang, Kamis (3/8/2023). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menghadiri acara Jambore Nasional ke-7 Pelajar dan Mahasiswa Persatuan Islam (Persis), Kamis (3/8/2023).

Acara tersebut digelar di Bumi Perkemahan Kiarapayung, di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang 2-5 Agustus 2023.

Persatuan Islam (Persis) merupakan organisasi masyarakat Islam yang berdiri pada 1923 di Bandung.

Tokohnya seperti A Hassan merupakan sosok yang dekat dengan Soekarno, Presiden RI pertama, dan keduanya sering bertukar surat.

Baca juga: Kapolri Bagikan 30 Ribu Paket Sembako untuk Warga Kota Bandung, Disalurkan Melalui PP Persis

Misalnya surat-surat Soekarno dari pengasingan di Ende, Flores yang dikirimkan untuk Tuan Hassan.

Kapolri hadir sekaligus membuka acara tersebut.

Kapolri Jenderal Listyo di Kiarapayung
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri acara Jambore Nasional Pelajar dan Mahasiswa Persatuan Islam (Persis) di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Kecamatan Sukasari, Sumedang, Kamis (3/8/2023).

Listyo mengatakan bahwa ia sangat berbahagia berada di tengah-tengah pelajar dan mahasiswa Persis.

"Acara ini mudah-mudahan jadi Jambore penuh makna,"

"Kita lihat banyak rangkaian kegiatan yang ini semua jadi pengalaman dan bekal bagi adik-adik semua untuk jadi pemuda-pemudi luar biasa untuk songsong visi Indonesia emas 2045," kata Kapolri.

Dia mengatakan, pemuda-pemudi Persatuan Islam jangan melupakan sejarah. Sebab di dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, terukir jejak peran pemuda.

Penjajah pernah mengupayakan penajajahn selama 350 tahun di Indonesia. Di antaranya dengan politik pecah belah.

Baca juga: Kapolri Minta Ujian Praktik SIM Dipermudah: Enggak Tes Malah Lulus, Ini Harus Dihilangkan

"Namun dengan kekuatan pemuda, kita akhirnya bersatu dan perjuangan yang semula bersifat kedaerahan, menjadi perjuangan bersifat nasional," katanya.

Kapolri mengatakan, di antara para pejuang itu, ada pula pemuda-pemuda Persatuan Islam, yang organisasinya sendiri berumur lebih tua dari usia Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved