Breaking News

Mengenal Pohon dan Mangga Gedong Gincu, Buah Asli dari Majalengka yang Miliki Citarasa Manis

Dikabarkan, pohon itu sudah berusia 160 tahun yang ditanam oleh Bupati ke-4 saat itu, bernama RAA Sura Adi Ningrat.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
Pohon Mangga Gedong Gincu asli yang ada di Kabupaten Majalengka, tepatnya di halaman Gedung Pendopo Bupati Majalengka 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA- Buah mangga jenis gedong gincu kini menjadi salah satu oleh-oleh khas Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Bahkan tugu mangga gedong gincu kini telah berdiri di Bunderan Cigasong yang dianggap menjadi ikon baru kota angin.

Namun apakah Anda tahu bahwa pohon asli mangga gedong gincu berada di Majalengka?

Ya, pohon itu digadang-gadang berada di Majalengka, tepatnya di Gedung Pendopo Bupati Majalengka.

Baca juga: Ada Pohon Gedong Gincu Asli di Pendopo Majalengka, Mangga Ini Dulunya Makanan Ningrat

Dikabarkan, pohon itu sudah berusia 160 tahun yang ditanam oleh Bupati ke-4 saat itu, bernama RAA Sura Adi Ningrat.

"Ya benar, pohon mangga jenis gedong gincu yang sudah berumur lebih dari 160 tahun berada di Belakang Pendopo Majalengka, pohon itu ditanam oleh Bupati ke-4 Majalengka RAA Sura Adi Ningrat 1863-1883," ujar Ketua Group Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana, Selasa (25/7/2023).

Naro, sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa dulunya pohon mangga di Gedung Pendopo itu lebih dikenal sebagai gedong indung.

Hal itu dikarenakan pohon tersebut kerap diambil tunasnya yang kemudian dilakukan okulasi mangga.

"Pohon mangga ini disebut dengan mangga gedong indung, disebut dengan gedong indung karena pohon mangga ini dulu banyak yang ngambil mata tunas atau entesnya yang kemudian dilakukan okulasi mangga," ucapnya.

Dahulunya juga, lanjut Naro, mangga jenis gedong gincu itu identik dengan makanan kaum ningrat.

Yang mana, biasa ditanam di depan kantor-kantor atau rumah mewah di zamannya.

"Istilahnya mah rumah gedongan. Itu mungkin kenapa jenis mangga ini disebut mangga gedong," jelas dia.

Di samping itu, ada keterangan lain bahwa Bupati Majalengka ke-5 saat itu, RAA Suradirja 1883 sering mengirim buah mangga ke Batavia.

Saat itu, RAA Suradirja dikenal dekat dengan para pejabat di Batavia.

"Beliau juga dikenal kaya dan sangat berpengaruh saat itu," katanya.

Dilihat Tribun, pohon mangga gedong gincu itu sampai saat ini masih berdiri kokoh di kawasan Gedung Pendopo Bupati Majalengka.

Letak persisnya berada di samping gedung utama.

Pohon itu ditumbuhi daun yang lebat dengan ketinggian mencapai 30 meter.

Pohon tersebut juga memiliki cabang yang banyak dan dikabarkan selalu menghasilkan buah mangga yang bercitarasa manis dibanding jenis lainnya.

Baca juga: Pohon Mangga Tumbang dan Menutup Jalan Bhayangkara Sukabumi, Begini Kata Polisi

Tugu Buah Mangga Jadi Ikon Baru di Majalengka

Selain memiliki pohon asli mangga gedong gincu, pemerintah Kabupaten Majalengka pun belum lama ini membuat tugu mangga yang saat ini menjadi ikon kota angin.

Tugu mangga itu letaknya berada di Bunderan Cigasong, dekat dengan Pusat Majalengka Kota.

Kabid Tata Bangunan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Majalengka Mamat Surahmat belum lama ini mengatakan tugu tersebut dinamakan Tugu Mangga Gedong Gincu.

Hal itu mengacu dari didirikannya monumen mangga di bagian atas dengan ciri khas warna merah merona.

"Nama mah masih tetap, Tugu Mangga Gedong Gincu," ujar Mamat.

Ia menyampaikan, anggaran untuk membangun tugu tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Anggaran dari APBD Kabupaten, Rp 1 Miliar," jelas dia.

Hadirnya Tugu Jam Gedong Gincu mengundang perhatian dari banyak kalangan.

Bahkan, sebagian warganet membandingkan tugu tersebut dengan tugu Jam Gadang yang ada di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Perbandingan itu terletak dari penamaan keduanya.

Gadang, untuk nama tugu di Bukit Tinggi, memiliki kemiripan dengan Gedong, yang diambil dari nama Mangga yang jadi khas Majalengka yakni Mangga Gedong Gincu.

"Di Bukit Tinggi ada Jam Gadang. Di kota kami ada Jam Gedong (gincu)," tulis akun edasind.

Dilihat Tribun, di tugu tersebut di bagian atas terlihat miniatur Buah Mangga Gedong Gincu dengan warna hijau dikombinasikan kuning merona.

Di bawahnya, terdapat jam.

Adapun Jam Gadang, di bagian atas berbentuk bangunan khas Provinsi itu.

Baca juga: Pohon Mangga Tumbang dan Menutup Jalan Bhayangkara Sukabumi, Begini Kata Polisi

Desa Putridalem Jatitujuh Majalengka Miliki 22 tanaman jenis mangga, termasuk Mangga Gedong Gincu

Kepala Desa Putridalem, Endah Hendrawati mengatakan, sedikitnya ada 80 hektar lahan yang ditanami pohon mangga di desanya.

Dari lahan seluas itu, seharinya di dusun tersebut bisa memproduksi sebanyak 10 ton mangga dengan berbagai jenisnya.

"Di sini sebanyak 80 hektar, sehingga saya mendorong untuk menggelar even festival Mangga. Sebagai salah satu promosi Mangga yang ada di Majalengka."

"Tujuannya agar masyarakat luar tahu bahwa di sini memang ada sentra produksi Mangga," kata Endah, belum lama ini.

Menurutnya, ada sebanyak 17 varian jenis mangga yang ditanam di desa tersebut.

Namun, dalam even festival belum lama ini digelar, ada 22 jenis mangga yang dikenalkan.

"Di sini ada sebanyak 17 varian yang di tanam, tapi kalau even kemarin kita tampilkan sebanyak 22 jenis Mangga, kita ambil juga dari wilayah tetangga desa."

"Kalau untuk hasil produksi yang lebih banyaknya, yaitu cengkir dan gedong gincu."

"Kedua jenis Mangga itu kalau normal ada, kalau sekarang kan ada perubahan iklim yang signifikan, tapi kalau normal bisa memproduksi 1 ton satu pohon," ucapnya.

Endah juga menyebut , even dalam rangka memperkenalkan berbagai macam jenis mangga di desanya itu sebagai langkah menggeser Indramayu sebagai daerah yang dikenal paling banyak memproduksi mangga.

Menurutnya, pihaknya hanya ingin lebih mengenalkan olahan mangganya dibanding, produksi buah yang identik berwarna hijau tersebut.

"Tapi bagaimana kami bisa dikenal sebagai produsen Mangga tapi lebih IKM nya.
Karena kalau seandainya hanya komoditas Mangga, kendala-kendala yang dihadapi tentu lebih banyak," ucap dia.

Kuwu itu pun optimis ke depan, berbagai jenis mangga yang setengahnya diolah menjadi olahan tersebut bisa menjadi produk favorit di Majalengka sehingga, ke depan olahan tersebut bisa dipasarkan ke luar negeri atau ekspor.

"Saya yakin itu bisa jadi produk favorit di Majalengka. Kegiatan ini juga bertujuan untuk nantinya diberi kesempatan melalui pembinaan dan bimbingan agar bisa ekspor dari produk tersebut.

Adapun 22 jenis mangga yang dipamerkan saat even tersebut, di antaranya Mangga manalagi, Gedong kelapa, Budidaya, Danas, Apel, Kidang, Bapang, Gajah, Ompyong, Harum manis, TO, Golek, Malibu, Dodol, Kiojay, Irwin, Barenuk, Gedong gincu, Lalijiwo, Kwenu, Dermayu (cengkir), Kemiri dan Sinangwang.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved