Polisi Belum Terima Laporan Pinjaman Fiktif PNM di Garut, Wabup Helmi Budiman Minta Diusut Tuntas

Rohman menjelaskan dari 407 korban yang telah terverifikasi, saat ini tinggal 49 orang yang masih dicocokkan datanya.

Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari
Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky sebut pihak kepolisian sedang mendalami kasus ratusan warga Desa Sukabakti yang jadi korban pinjaman fiktif, Rabu (19/7/2023). Ia menyebut pihaknya masih menunggu laporan. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Pihak kepolisian di Garut belum menerima laporan resmi terkait ratusan warga Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang tiba-tiba berutang ke PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Kapolres Garut, AKBP Rohman Yonky, mengatakan pihaknya saat ini baru sebatas melakukan klarifikasi atau pendataan terhadap korban yang merasa dirugikan dalam kasus tersebut.

"Sampai saat ini kami belum menerima laporan, ini dari PNM juga masih dihitung untuk kerugiannya berapa," ujar Rohman Yonky saat diwawancarai awak media di Mapolres Garut, Senin (24/7/2023).

Rohman menuturkan pendataan tersebut masih dilakukan hingga Senin ini guna mencocokkan data nasabah yang benar-benar pinjam dengan nasabah yang murni menjadi korban.

Rohman berharap tidak ada oknum yang mencari keuntungan dalam kasus yang menjadi viral ini.

"Misalnya aji mumpung bagi yang punya pinjaman asli, pura-pura jadi korban," ungkapnya.

Rohman menjelaskan dari 407 korban yang telah terverifikasi, saat ini tinggal 49 orang yang masih dicocokkan datanya.

Sementara terkait adanya indikasi tindak pidana korupsi, pihaknya menyebut segala kemungkinan bisa terjadi, tapi saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman.

"Yang jelas ini adalah BUMN, pengelolaannya resmi, nanti kami akan pastikan kembali untuk anggaran ini, bagaimana penggunaannya," ujarnya.

Terpisah, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyebut pihaknya saat ini terus memantau perkembangan kasus pinjaman fiktif di PNM Garut.

Ia mendesak agar kasus tersebut segera diusut tuntas untuk mengungkap siapa dalang di balik peristiwa ini.

"Memang kabarnya ada oknum di situ, ya saya mina diusut tuntas, jangan sampai terjadi lagi, kan dampaknya banyak," ujarnya kepada Tribunjabar.id.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved