Puluhan Warga Gunung Kidul Positif Antraks, Diduga Berawal Dari Ini, Sri Sultan Ungkap Keheranan

Adanya pasien dengan gejala Antraks tersebut dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty.

(TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando)
Gapura batas Pedukuhan Jati di Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul, Selasa (04/07/2023). Kasus Antraks ditemukan di wilayah ini setelah ada salah seorang warga yang meninggal dunia awal Juni ini. 

"Soalnya kalau perdagangan ternak seperti ini tidak ketat untuk mengatasi Antraks ya mesti tidak pernah bisa diselesaikan. Mestinya cara menanganinya sama. Di Gunungkidul pengawasannya juga harus teliti tapi juga dari daerah lain kalau memang ada kecenderungan Antraks ya jangan dijual dan dikirimkan," ujar Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (5/7/2023).

Gubernur DIY juga heran, karena ada hewan yang sudah mati lalu dikonsumsi oleh masyarakat.

Hal tersebut, menurutnya, disebabkan karena masyarakat yang menyepelekan serta tak ingin merugi karena ternaknya mati mendadak.

"Kemarin kan juga tahu-tahu mati akhirnya disembelih terus dimakan bersama, kenapa hal ini selalu terulang. Saya kira masyarakat sendiri ya sering ngemingke (menyepelekan) saja. Kalau saya lebih senang ya kalau masyarakatnya begitu Pemda-nya ya harus bisa lebih tegas lagi,"

"Sudah tahu Antraks ya dimakan bersama, eman-eman kalau terus dipendam (dikubur). Ini kan masalah mungkin literasinya jalan tapi mungkin kurang telitinya memeriksa ya sulit," ujar Sri Sultan HB X. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com  

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved