Puluhan Warga Gunung Kidul Positif Antraks, Diduga Berawal Dari Ini, Sri Sultan Ungkap Keheranan

Adanya pasien dengan gejala Antraks tersebut dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty.

(TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando)
Gapura batas Pedukuhan Jati di Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul, Selasa (04/07/2023). Kasus Antraks ditemukan di wilayah ini setelah ada salah seorang warga yang meninggal dunia awal Juni ini. 

"Yang kami tahu hanya ceritanya, dilapori warga pada 2 Juni 2023," ujar Retno.

Dari laporan tersebut, ada tiga sapi yang mati di pertengahan Mei 2023 lalu.

Satu di antaranya sudah diminta untuk dikuburkan, sedangkan dua lainnya tidak ditemukan.

Sapi yang sudah dikubur tersebut lalu digali lagi oleh warga lalu disembelih untuk dikonsumsi.

Dua sapi lainnya yang juga mati mendadak dan tidak dikubur ikut dikonsumsi.

"Seorang warga lalu mengeluhkan gejala sekitar akhir Mei, lalu meninggal dunia di awal Juni," jelas Retno.

Retno mengatakan, timnya langsung bergerak usai menerima laporan dan mengambil sampel tanah tempat sapi di sembelih untuk pemeriksaan laboratorium.

Hal tersebut dilakukan karena tak ada bangkai yang tersisa.

Ia menambahkan, hasil pemeriksaan terakhir pada 17 Juni 2023 menyatakan sampel tanah positif Antraks.

Rencananya, sampel tanah akan diambil lagi untuk pemeriksaan terbaru.

"Kalau masih positif, maka lokasi penyembelihan akan disiram formalin lagi, kalau negatif tanahnya akan kami cor beton agar tidak berbahaya," katanya.

Tanggapan Sri Sultan Hamengkubuwono X

Gubernur DIY, Sri Sulta Hamengku Buwono X pun turut menanggapi hal tersebut.

Ia mengatakan, penemuan kasus Antraks bukan hal baru karena telah terjadi beberapa kali.

Hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan terutama di daerah yang menjadi lalu lintas ternak dari luar daerah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved