Kasus Ijazah SMA Ditahan Gara-gara Infak Masjid Belum Lunas, Ternyata Akibat BOP Tidak Cukup
Setelah heboh seorang ibu dan anaknya mengadu terkait ijazah SMA ditahan pihak sekolah karena belum melunasi infak
TRIBUNJABAR.ID - Setelah heboh seorang ibu dan anaknya mengadu terkait ijazah SMA ditahan pihak sekolah karena belum melunasi infak pembangunan masjid, kini giliran para guru dan kepala sekolah bertemu Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Kemarin rombongan guru dan kepala sekolah dari SMAN 1 Cimahi bertemu Dedi Mulyadi di Purwakarta. Kedatangan mereka untuk meluruskan dan menjelaskan permasalahan sebenarnya yang terjadi di dunia pendidikan.
Bidang Kesiswaan SMAN 1 Cimahi Sumarja menjelaskan, infak atau sumbangan tersebut diperuntukkan untuk membangun masjid yang baru selesai 20 persen. Karena tidak ditentukan jumlah uang maka disebut sumbangan atau infak.
Hal itu pun dibenarkan oleh bendahara komite sekolah, Rara. Menurutnya saat pertama kali siswa diterima, pihak orang tua sudah dikumpulkan dan mengikuti rapat musyawarah.
“Dari pihak sekolah kita paparkan ada 8 standar program yang di mana salah satunya masjid itu kami belum punya. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) tidak cukup karena banyak kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi standar itu,” kata Rara.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bantu Wujudkan Mimpi Anak Buruh Tani Tuna Wicara yang Bercita-cita Jadi Tentara
Pada akhirnya disepakati akan dibangun masjid menggunakan dana sumbangan orangtua siswa. Sementara terkait ijazah pihak sekolah sama sekali tidak menahan karena memberikan kesempatan bagi siswa dan orangtua mengambil langsung.
Sekolah memastikan tidak membebani infak tersebut kepada pihak orangtua. Bagi mereka yang tidak mampu dipersilakan untuk membuat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Hanya saja orangtua dan siswa tak kunjung datang ke sekolah sehingga terjadi miskomunikasi.
Sementara itu Dedi Mulyadi memahami kondisi tersebut. Menurutnya kebutuhan sekolah seperti pembangunan fasilitas standar tidak terpenuhi oleh Pemprov Jabar sehingga pihak sekolah harus berpikir untuk memenuhi hal tersebut.
“Biasanya memang orangtua itu dikumpulkan kemudian dihadiri oleh komite sekolah jadilah itu (kesepakatan) iuran atau sumbangan. Bagi saya, orang tua walaupun negara sudah memberikan bantuan tidak masalah dong kalau orang tua ingin membantu melengkapi fasilitas sekolah,” kata Dedi Mulyadi.
Kang Dedi Mulyadi pun mengkritisi banyaknya anggaran yang tidak cukup karena perencanaan yang tidak tepat.
“Andaikata Pemprov Jabar membuat rencana pembangunan, dibuat skala prioritas diutamakan pendidikan maka fasilitas sekolah harus cukup, daripada uangnya digunakan untuk kepentingan lain yang tidak ada manfaat bagi masyarakat,” kata pria yang identik dengan iket putih itu.
Baca juga: Ojol Perempuan Nyaris Pingsan Saat Dipesan Dedi Mulyadi, Tukang Parkir Pun Dapat Rezeki Nomplok
Akibat kurangnya bantuan, pihak sekolah harus memutar otak agar standar operasional terpenuhi. KDM meyakini tak ada niatan sedikitpun dari pihak guru dan sekolah untuk mencari keuntungan dari hal tersebut, termasuk biaya pembangunan masjid.
“Ini otokritik dari saya. Perjalanan dinas pejabat bisa sampai luar negeri, kenapa anggaran sekolah gak cukup? Berakibat sekolah membuat istilah baru yaitu infak pendidikan. Saya tidak menyalahkan sekolah, saya menyalahkan kenapa biaya operasional dari negara tidak cukup,” kata Kang Dedi Mulyadi.
| Kisah Perjuangan Murid Kampung Citamiang Garut Sekolah Jalan Kaki 2 Jam Berangkat Subuh Lewati Hutan |
|
|---|
| APBD Jabar 2026 Disepakati Rp 28,4 Triliun, Dedi Mulyadi: Puasa Internal, Pesta Eksternal |
|
|---|
| Sikap Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Terkait Pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung Erwin |
|
|---|
| Soroti Pemeriksaan Wawali Bandung Erwin oleh Kejari, Dedi Mulyadi: Kita Tunggu Hasilnya |
|
|---|
| Alasan Aqua Tak Mau Penuhi Permintaan Dedi Mulyadi Pindahkan Kantor Pusat ke Jawa Barat |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Kasus-Ijazah-SMA-Ditahan-Gara-gara-Infak-Masjid-Belum-Lunas-Ternyata-Akibat-BOP-Tidak-Cukup.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.