EBAS-SP Resmi Tercatat di Bursa Efek, Pilihan Investasi syariah Selain Saham, Sukuk, dan Reksadana

EBAS-SP SMF-BRIS01 merupakan efek hasil proses transaksi sekuritisasi aset pembiayaan rumah senilai Rp 325 miliar milik BSI yang diterbitkan oleh SMF

Penulis: Nappisah | Editor: Adityas Annas Azhari
istimewa EBAS
Seremoni pencatatan perdana EBAS-SP SMF-BRIS01 di Bursa Efek Indonesia. Hadir dalam kesempatan tersebut (ki-ka) : Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah Iggi Haruman Achsien (paling kiri), Ketua Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (persero) Ananta Wiyogo dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, Senin (19/6/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -EBAS-SP SMF-BRIS01 atau Efek Beragun Aset Syariah (EBAS) pertama di Indonesia telah resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

Aset Syariah ini hasil kerja sama antara PT Bank Syariah Indonesia Tbk dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).
 
Skema Surat partisipasi ini menjadi gebrakan baru dalam investasi syariah sehingga dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Seremoni pencatatan perdana EBAS-SP SMF-BRIS01 di Bursa Efek Indonesia yang juga sekaligus peluncuran produk terbaru di pasar keuangan nasional, dilakukan secara resmi oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin. 

Seremoni pencatatan perdana EBAS-SP SMF-BRIS01 di Bursa Efek Indonesia. Hadir dalam kesempatan tersebut (ki-ka): Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah Iggi Haruman Achsien (paling kiri), Ketua Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (persero) Ananta Wiyogo dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, Senin (19/6/2023).
Seremoni pencatatan perdana EBAS-SP SMF-BRIS01 di Bursa Efek Indonesia. Hadir dalam kesempatan tersebut (ki-ka): Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah Iggi Haruman Achsien (paling kiri), Ketua Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (persero) Ananta Wiyogo dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, Senin (19/6/2023). (istimewa EBAS)

Wapres Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, kehadiran EBAS-SP SMF-BRIS01 ini diharapkan bermanfaat untuk kemaslahatan umat secara menyeluruh. 

Sebab, dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru bagi masyarakat selain saham, sukuk, dan reksadana.

“Semoga kehadiran EBAS-SP SMF-BRIS01 yang menjadi produk terbaru sekaligus yang pertama di Indonesia ini dapat memberikan multiplier effect yang positif terhadap perekonomian dan keuangan syariah di Tanah Air," ujar Wapres Ma’ruf Amin di Jakarta, secara virtual, Senin (19/6/2023). 

Baca juga: BSI Bagikan Dividen Tunai Sebesar 10 Persen dari Laba bersih Perseroan 2022

Selain itu, katanya, guna mendukung langkah Pemerintah dalam pengembangan industri halal, di mana BSI diharapkan terus menjadi lokomotif yang mendorong kemajuan bagi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.  

Di kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 mendukung program-program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat. 

Tak hanya itu, sekaligus dapat memperdalam instrumen investasi di industri keuangan syariah di Indonesia.

Baca juga: Perlunya Proteksi Jiwa Berbasis Syariah Saat Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah.

“Penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 diharapkan mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal di Indonesia. Selain itu, dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru yang kompetitif dan menarik bagi masyarakat,” imbuhnya.

Sebagai informasi, EBAS-SP SMF-BRIS01 merupakan efek hasil proses transaksi sekuritisasi aset pembiayaan rumah senilai Rp 325 miliar milik BSI yang diterbitkan oleh SMF

EBAS-SP SMF-BRIS01 mengantongi peringkat AAA dari Pefindo dan imbal hasil yang kompetitif yaitu 7 persen. 

Baca juga: Biaya Transfer BSI dengan Fitur BSI Fast Hanya Rp 5 per Transaksi, Simak Cara Akses Selengkapnya

Produk ini diterbitkan dalam 2 tranches yaitu Kelas A yang ditawarkan melalui mekanisme penawaran umum dan Kelas B sebagai kelas subordinasi yang berfungsi melindungi Kelas A. 

BSI mencatat, sekuritisasi aset pembiayaan rumah yang diterbitkan SMF senilai Rp 325 miliar. 

Hal tersebut menjadi cerminan, telah mampu terserap dengan baik oleh investor ritel, korporasi dan berbagai yayasan dana pensiun, bahkan oversubscribed sampai dengan 126 persen. 

Baca juga: Diminati Masyarakat, Pembiayaan BSI OTO Tumbuh 64 Persen

Ini menjadi bukti bahwa animo investor dan para pelaku keuangan syariah sangat tinggi terhadap diversifikasi investasi syariah yang aman, cepat dan mudah. 

Terlebih, imbal hasil yang ditawarkan mencapai 7 persen, lebih tinggi di atas rata-rata investasi seperti deposito, sukuk maupun reksadana.

“Kami sangat mendukung program pemerintah dalam memperkuat pembiayaan perumahan dengan skema syariah serta berkomitmen untuk terus membangun ekonomi keumatan melalui skema dan business model yang tepat," tutur Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Hery Gunardi,. 

Baca juga: Teken MoU REPO Pasar Uang Syariah, BSI Gandeng Empat Bank Syariah

Hery Gunardi menambahkan peran perbankan syariah benar-benar nyata dalam berkontribusi bagi kemajuan ekonomi di Tanah Air.  

“Alhamdullilah produk terbaru ini mendapat animo yang besar dari para investor dan para pelaku keuangan syariah termasuk investor ritel di Indonesia," tuturnya. 

Sekuritisasi aset ini merupakan salah satu strategi BSI dalam me-recycle aset yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi dan bertenor panjang yaitu salah satunya adalah pembiayaan perumahan atau griya.

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Dana Murah, BSI Kelola Payroll Pegawai Kementerian Perhubungan

Secara YoY tumbuh sebesar 14,79 persen atau mencapai Rp 49 triliun pada Q1 2023.  Dalam transaksi sekuritisasi aset ini pula, Bank Syariah Indonesia mengalami perubahan fungsi sebagai pemberi pembiayaan menjadi originator (pemilik awal dari portofolio yang disekuritisasi) dan collecting/servicing agent. 

Hal tersebut memberikan benefit tambahan bagi BSI, yaitu sebagai tambahan likuiditas, efisiensi CKPN serta peningkatan fee based income.

Direktur Utama PT Sarana Multigriya (SMF) Ananta Wiyogo mengatakan, penerbitan EBA Syariah perdana ini merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan pasar keuangan syariah.

"Diharapkan dapat meningkatkan market share perekonomian syariah di Indonesia," ucapnya. 

Baca juga: Jalin Kerja Sama, BSI Siap Berikan Fasilitas Layanan Perbankan Syariah ke Seluruh Pegawai Kemendag

Ananta menuturkan, hadirnya EBA Syariah diharapkan dapat menjadi alternatif produk invetasi berbasis syariah bagi para investor, sehingga dapat mendorong terwujudnya market widening serta financial inclusive di pasar modal. 

Sekuritisasi syariah merupakan upaya keberlanjutan SMF sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dalam menciptakan pendanaan kreatif (creative financing) dalam menyediakan sumber pendanaan jangka menengah panjang bagi pembiayaan perumahan.  

Diharapkan, dapat menjadi solusi bagi perbankan dalam mengatasi risiko maturity mismatch serta mendukung upaya menekan gap kepemilikan dan kepenghunian rumah di Indonesia. (*) 

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved