Tiga Bulan Riki Meninggal Tak Wajar, Warga Puskopad Tanjungsari Tagih Penyelidikan Polres Sumedang

Riki Nugraha adalah pemuda dengan gangguan kejiwaan (ODGJ) yang meninggal dunia di pinggir jalan di Kecamatan Sumedang Utara.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
IStimewa
Ilustrasi meninggal dunia. Sudah tiga bulan sejak meninggal dunianya Riki Nugraha (35) secara janggal pada Senin (3/4/2023), warga Perum Puskopad, Desa Gunung Manik, Kecamatan Tanjungsari, belum mendapatkan hasil penyelidikan dari Polres Sumedang. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sudah tiga bulan sejak meninggal dunianya Riki Nugraha (35) secara janggal pada Senin (3/4/2023), warga Perum Puskopad, Desa Gunung Manik, Kecamatan Tanjungsari, belum mendapatkan hasil penyelidikan dari Polres Sumedang.

Riki Nugraha adalah pemuda dengan gangguan kejiwaan (ODGJ) yang meninggal dunia di pinggir jalan di Kecamatan Sumedang Utara.

Banyak saksi melihat Riki diturunkan di lokasi itu pada malam hari, lima hari sebelumnya.

Belakangan diketahui, Riki diduga dibuang oleh pengurus yayasan tempat dia dirawat, yakni Yayasan Abadi Bina Mentari, yang ketika itu beroperasi di Kecamatan Darmaraja.

"Belum ada konfirmasi apa pun dari Polres Sumedang. Kami berencana mau menanyakan ke Polres telah sampai di mana kelanjutan kasus ini."

"Kalau Polres terus-terusan tidak memberikan konfirmasi hasil penyelidikan, laporan kami masukkan ke Polda, mungkin sampai ke Komnas HAM," kata Asep Suryana (53), warga yang melaporkan kasus itu ke polisi, kepada TribunJabar.id, Minggu (18/6/2023).

Warga Puskopad berkepentingan terhadap informasi mengenai penyelidikan kasus Riki.

Pasalnya, merekalah yang urunan menyelamatkan Riki dari kesendirian dan gangguan kejiwaannya.

Oleh warga Puskopad, Riki dititipkan ke yayasan tersebut. Lamanya sekitar tiga bulan sebelum akhirnya Riki dinyatakan meninggal dunia.

"Namun, kami masih menghargai Polres Sumedang untuk melakukan penyelidikan itu."

"Sekaligus kami berunding dulu dengan warga untuk pelaporan ke Polda Jabar," kata Asep.

Asep mengatakan, jika prosedur ke Polres Sumedang telah ditempuh tapi Polres seperti tidak merespons, pelaporan ke tingkat yang lebih tinggi akan terwujud.

"Ya, kami akan ke Polda."

"Sekarang kasusnya sudah bergulir tiga bulan, belum ada satu pun warga yang dihubungi Polres Sumedang," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved