Anggota DPRD Jabar Ini Sebut Pemprov Perlu Miliki Insinerator yang Jadi Solusi Sampah Paling Canggih

Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat, Ahmad Hidayat menilai pemerintah provinsi Jabar perlu segera mempersiapkan operasional TPPAS Legok Nangka

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD NANDRI PRILATAMA
Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat, Ahmad Hidayat menilai pemerintah provinsi Jabar perlu segera mempersiapkan operasional tempat pengolahan dan pemrosesan akhir sampah atau TPPAS Legok Nangka di Kabupaten Bandung, Lulut Nambo Bogor, dan Ciwaringin Cirebon Raya. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat, Ahmad Hidayat menilai pemerintah provinsi Jabar perlu segera mempersiapkan operasional tempat pengolahan dan pemrosesan akhir sampah atau TPPAS Legok Nangka di Kabupaten Bandung, Lulut Nambo Bogor, dan Ciwaringin Cirebon Raya.

Hal tersebut, katanya, lantaran semakin tingginya penumpukan sampah di TPA yang saat ini menampung sampah-sampah dari sejumlah daerah di Jabar termasuk TPA Sarimukti, Bandung Barat yang menampung sampah dari sejumlah wilayah Bandung Raya.

"Kondisi TPA Sarimukti akhir 2023 harus tak beroperasi lagi. Sejak TPA Leuwigajah lalu pindah ke Sarimukti, kami belum mempunyai TPPAS regional lagi," ujar Ahmad.

"Hari ini yang berprogres Lulut Nambo dan Legok Nangka, namun itu pun belum beroperasi maksimal," katanya, kemarin di Bandung.

Baca juga: Di Bandung, Ratusan Bank Sampah Tenyata Bisa Kelola Sampah Hingga Jadi Emas, Begini Caranya

Besaran tipping fee yang akan dibebankan ke pemda yang akan membuang sampah ke TPPAS milik Pemprov Jabar, lanjutnya, sudah tidak ada masalah.

Tetapi, kendalanya saat ini ialah mesti ada TPA antara, karena idealnya sebelum ke TPPAS regional ada TPA antara.

"Dari TPA pakai kendaraan kecik nanti ke TPPAS besar. Kendalanya itulah yang saat ini dihadapi," ucapnya.

"Sebenarnya untuk mengentaskan masalah sampah dengan skala regional di Jabar perlu adanya teknologi pengolahan sampah canggih dan sudah lazim digunakan di seluruh negara maju, yakni insinerator," katanya.

Pengolahan sampah di seluruh dunia, Ahmad menegaskan paling benar ialah insinerator.

Jika berbicara mengubah sampah menjadi briket batubara itu, katanya, hanya 20 persen, dan sisanya tetap sanitary landfill.

"Artinya, tak mengurangi volume sampah. Saya pun mengimbau ke depan Pemprov Jabar lebih tegas jika memang akan menerapkan teknologi insinerator untuk mengolah sampah dengan skala besar," kata Ahmad.

Baca juga: Pemkot Bandung akan Bangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu, di Sini Lokasinya

"Kesampingkan dahulu penolakan-penolakan yang katakan bahwa insinerator ada dampak buruk bagi lingkungan," ucapnya.

Pasalnya, Ahmad menyebut masyarakat mudah termakan isu lingkungan seolah insinerator berbahaya bagi lingkungan.

Namun, faktanya tak ada di dunia ini pengolahan sampah yang benar kecuali memakai insinerator

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved