Ambulans Ngebut Makan Korban di Cianjur, Polisi Ungkap Hasil Pemeriksaan, Sopir Kurang Hati-hati

Ibu di Cianjur tewas setelah tertabrak mobil ambulans desa yang melaju dengan kecepatan tinggi

Tribun Priangan/Ai Sani
ILUSTRASI kecelakaan melibatkan ambulans - Petaka dialami Sunarti (54). Warga Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur itu tewas setelah tertabrak mobil ambulans desa yang melaju dengan kecepatan tinggi di Jalan Raya Bandung, persis di persimpangan Bojong, Desa Bojong, Karangtengah, Sabtu (3/6). 

"Pemdes Cimacan sudah dua kali berkunjung ke rumah duka korban. Kita juga menanggung semua biaya pemakaman. Rencananya, kita besok akan kembali mengunjungi rumah korban," ujarnya.

Jadi Sorotan

Sopir mobil ambulans desa belakangan kerap mendapat sorotan karena dianggap kerap mengemudikan mobil ambulansnya secara ugal-ugalan.

Kepala Dishub Purwakarta, Iwan Soeroso Soediro, pekan lalu, bahkan menyampaikan hal itu secara blak-blakan melalui melalui pesan suara di WhatsApp, yang kemudian menyebar di media sosial.

Pesannya membuat ratusan sopir ambulans desa di Kabupaten Purwakarta, tersinggung dan marah. Mereka berunjuk rasa di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Purwakarta, Jumat (2/6) siang.

Kepada Tribun Jabar, Kadishub Iwan Soeroso, mengatakan, ia memang sengaja membuat pesan suara untuk mengkritisi cara berkendara oknum sopir ambulans yang menurutnya kerap membahayakan.

Baca juga: Ratusan Sopir Ambulans Desa di Purwakarta Demo, Tersinggung Disebut Sering Ugal-ugalan

Karena gaya mengemudi yang ugal-ugalan itu, ujarnya, ia bahkan sempat nyaris menjadi korban tertabrak mobil ambulan.

"Sesuai yang ada di voice note (pesan suara), jadi kejadiannya sekitar malam Selasa lah pukul 20.30 WIB, saya lagi mantau anggota. Pas di Jalan Baru, saya melihat lampu strobo ambulans dari kejauhan. Saya sudah ke pinggir, tapi sopir ambulans itu bawa mobilnya zig-zag (berliku) dan memakan jalan orang, hampir ke bahu jalan. Saya hampir tertabrak, padahal jalan lenggang," kata Iwan.

Tak hanya kali itu, Iwan juga mengaku kerap melihat aksi oknum sopir ambulans di jalanan yang bisa membahayakan pengendara lain.

"Itu yang terakhir pas saya lagi pakai motor. Pada bulan April lalu, mobil saya nyaris terserempet mobil ambulans. Itu saya baru keluar dari minimarket, terus sering juga melihat. Kemarin itu mungkin puncaknya. Makanya saya boleh dong memberikan masukan atau kritik agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan, kayak kejadian di Pangandaran. Awalnya bawa pasien, terjadi tabrakan meninggal kemudian malah dibawa oleh ambulans lain, jadi jenazah," katanya.

(fauzi noviandi/deanza falevi)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved