Ibadah Kurban Saat Idul Adha Berawal dari Kisah Nabi Ibrahim AS Mengorbankan yang Paling Dicintai

Karena itu, pada Hari Raya Idul Adha umat Muslim disunnahkan berkurban dengan hewan terbaik terutama bagi yang mampu.

Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Ilustrasi berkurban.SETIAP tanggal 10 Dzulhijjah, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Adha atau biasa disebut juga Hari Raya Kurban. Karena itu, pada Hari Raya ini umat Muslim disunnahkan berkurban dengan hewan terbaik 

SETIAP tanggal 10 Dzulhijjah, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Adha atau biasa disebut juga Hari Raya Kurban.

Karena itu, pada Hari Raya ini umat Muslim disunnahkan berkurban dengan hewan terbaik terutama bagi yang mampu. Ibadah kurban ini juga dilaksanakan selama Hari Tasyrik yang berlangsung pada 11,12, dan 13 Hijriah.

Ibadah kurban disunnahkan setelah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS diiuji oleh Allah SWT untuk melihat seberapa jauh ketakwaan beliau.  

Bersumber dari situs Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), pemotongan hewan kurban berawal dari perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya, Ismail AS. 

Kisah di balik sunnah berkurban saat Hari Raya Idul Adha

Nabi Ismail AS adalah putra Nabi Ibrahim AS dari istrinya Siti Hajar, setelah beliau lama tidak dikaruniai keturunan hingga masa tuanya. 

Kemudian Nabi Ibrahim AS berdoa kepada Allah agar diberi keturunan. Doa tersebut tercantum dalam QS Ash-Shafaat (37) ayat 100. 

Baca juga: Kapan Idul Adha 2023? Simak Penjelasan Ini, Lengkap dengan Jadwal Puasa Tarwiyah Hingga Arafah

Perintah untuk mengorbankan Nabi Ismail A.S turun melalui wahyu.

Wahyu tersebut turun kepada Nabi Ibrahim AS melalui mimpi saat Nabi Ismail AS mencapai usia dewasa. 

Dalam mimpi tersebut, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih sang putra. 

Nabi Ibrahim AS kemudian menyampaikan isi mimpi tersebut kepada Ismail AS yaitu melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih sang putra. 

Nabi Ibrahim AS berkata : “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail AS menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Ash-Shafaat ayat 102).

Tanpa ragu Nabi Ismail AS meminta sang ayah untuk mematuhi dan mengerjakan perintah Allah. 

Selain itu, beliau berjanji kepada Nabi Ibrahim AS, bahwa akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah tersebut. 

Kemuliaan sifat Nabi Ismail AS dipuji oleh Allah dalam Al-Quran surat Maryam ayat 54 yang berbunyi:  “Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail AS (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam: 54)

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved