Kisah Tarmi, Tukang Pijat yang Kini Berangkat Haji dengan ONH Plus setelah Menabung selama 30 Tahun

Dari hasil jerih payahnya selama 30 tahun menjadi tukang pijat, Tarmi akhirnya bisa menunaikan ibadah haji

SURYA.CO.ID/Hanif Manshuri
Meski mau berangkat haji, Tarmi masih mau melayani pijat pada Jumat (26/5/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, LAMONGAN - Demi bisa menunaikan ibadah haji, seorang warga rela menabung sedikit demi sedikit selama puluhan tahun.

Dia adalah Tarmi (53), seorang tukang pijat asal Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Kabupatan Lamongan.

Tahun ini, Tarmi mendapat panggilan bisa menunaikan ibadah haji.

Untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, Tarmi menabung selama 30 tahun.

Baca juga: Beberapa Calon Jemaah Haji Asal Kabupaten Cirebon Gagal Berangkat ke Tanah Suci, Ini Penyebabnya

Bahkan, wanita yang berprofesi sebagai tukang pijat ini pun mampu membayar ONH Plus.

Dari hasil jerih payahnya selama 30 tahun menjadi tukang pijat, ia tabung lalu dibelikan tanah.

Tanah tersebut kemudian dia jual, lalu dibelikan tanah lagi.

Begitulah Tarmi mengumpulkan uang dari hasil jasanya memijat untuk naik haji.

"Kalau soal niat haji itu sejak muda. Artinya sudah lama, " kata Tarmi kepada wartawan, Jumat (26/5/2023).

Menurut Tarmi, sebenarnya ia sudah akan berangkat haji pada 2019 lalu dengan layanan ONH Plus. Namun karena pandemi Covid-19, niatnya untuk ibadah ke tanah suci itu tidak kesampaian dan baru terwujud tahun ini.

Tarmi yang sehari-hari tinggal seorang diri tanpa suami maupun anak ini menuturkan, ia menabung selama hampir 30 tahun sembari menjalani profesinya sebagai tukang pijat untuk menunaikan ibadah haji.

"Uang hasil dari menjadi tukang pijat itu saya kumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya mulai bisa membayar ONH Plus," ujarnya.

Tarmi memilih memakai ONH plus VIP pun bukan tanpa alasan. Tarmi menyebut, ia memilih ONH Plus karena daftar tunggu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan ONH reguler.

Baca juga: Beberapa Calon Jemaah Haji Asal Kabupaten Cirebon Gagal Berangkat ke Tanah Suci, Ini Penyebabnya

Pada awalnya, Tarmi mengaku akan mendaftar haji reguler, tapi karena masa tunggu yang bisa mencapai 15 tahun, membuatnya memilih ONH Plus.

"Saya khawatir, karena usia saya sudah tua dan harus menunggu lama kalau ONH reguler, sehingga saya memilih mendaftar haji plus dengan ongkos naik haji (ONH) plus, agar masa tunggunya tidak terlalu lama," ungkap Tarmi.

Meski biaya haji plus mahal dan tak semua orang sanggup memenuhinya, Tarmi sanggup memenuhinya.

Selain masa tunggu, Tarmi yang membayar sekitar Rp 250 juta untuk ongkos ONH Plusnya itu mengakui, jika ia mendapatkan fasilitas ibadah lebih jika dibandingkan dengan ONH reguler.

Fasilitas dan kemudahan itulah, tambah Tarmi, yang membuatnya tertarik ONH plus.

"Antrean lebih cepat, sekitar 5 sampai 8 tahun dan tahun 2019 kemarin sebenarnya berangkat, tapi karena pandemi jadi batal. Fasilitasnya juga berbeda," ungkap Tarmi.

Sementara, Direktur PT Elaf Indonesia Rizky Amelia membenarkan jika Tarmi menjadi salah satu jamaahnya yang akan menunaikan haji adalah seorang tukang pijat.

Tidak hanya ONH plus, ungkap Rizky, Tarmi juga sudah pernah ikut umrah VIP melalui layanannya.

"Beliau adalah tukang pijat dan pernah ikut umrah VIP di Elaf dan sekarang mau haji plus VIP, dijadwalkan berangkat pada 17 Juni mendatang. Biayanya memang sekitar Rp 230 juta," pungkasnya.

 

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Menabung Selama 30 Tahun, Tukang Pijat Asal Sukodadi Lamongan Berangkat Haji dengan ONH Plus,

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved