Pipa PDAM Bocor, Warga Purwakarta Rela Mengantre Tengah Malam untuk Dapatkan Air Bersih

Distribusi air bersih dari PDAM Purwakarta ke wilayah ini sudah hampir empat hari mati, sehingga membuat warga setempat kesulitan untuk memperoleh air

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Deanza Falevi
Sejumlah warga saat mengantre untuk mendapatkan air bersih dari salah satu sekolah di Kelurahan Nagrikaler, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta. Warga kesulitan air bersih karena ada pipa PDAM yang bocor. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Masyarakat Kampung Benteng RT 05 RW 01, Kelurahan Nagrikaler, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat menjadi salah satu yang terdampak bocornya pipa milik PDAM Gapuran Tirta Rahayu. Warga pun akhirnya kesulitan air bersih.

Diketahui, distribusi air bersih dari PDAM Purwakarta ke wilayah ini sudah hampir empat hari mati, sehingga membuat warga setempat kesulitan untuk memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Kondisi ini juga membuat warga yang merupakan konsumen PDAM, harus keluar rumah di tengah malam untuk menampung tumpahan air yang berasal dari toren air milik salah satu sekolah menengah atas (SMA).

Pada Senin (22/5/2023) sekitar pukul 00.10 WIB dini hari, beberapa warga terlihat masih banyak yang keluar rumah membawa beberapa wadah untuk menampung tumpahan air dari toren milik sekolah tersebut.

Baca juga: Keajaiban Tiba-tiba Muncul, Saat Warga Selaawi Garut Kesulitan Air Bersih Akibat Banjir dan Longsor

"Sengaja nampung air jam segini soalnya kalau pagi itu pada ngantri rebutan, kalo pagi udah ngantrinya lama kebagian cuma 1 sampe 3 galon aja," kata Erik salah satu warga setempat kepada wartawan, Senin (22/5/2023).

Karena sulitnya mendapatkan air, Erik mengatakan, warga di kampung ini akhirnya meminta air ke sesama warga yang menggunakan mesin air atau jetpump.

"Sudah dua sampai tiga hari engga ada air, kami kan buat sehari-hari minta air ke SMA 3 kebetulan dikasih sama pihak sekolah, kalo sekolahan kan pake jetpam jadi masih ada air," kata Rian warga lainnya.

Rian mengatakan, untuk meminta air ke sekolah tersebut, sekitar 200 keluarga di kampung ini harus rela antri dengan stok air yang terbatas.

Untuk meminta air ke sekolah tersebut, Rian mengatakan, warga harus menunggu jadwal-jadwal tertentu yang diperbolehkan oleh pihak sekolah dengan waktu yang terbatas, yakni di pukul 07.00 Sd 08.00, pukul 11.00 Sd 12.00 dan pukul 15.00 Sd pukul 16.00.

Bahkan, beberapa warga setempat juga ada yang menumpang mandi di sekolah tersebut. Warga di kampung ini juga mengeluhkan pelayanan PDAM Purwakarta karena di wilayah mereka layanan air bersih dari PDAM sering terganggu atau mati.

"Yang bikin jengkel itu kita kan giliran telat bayar ancamannya air diputus, giliran kaya gini (tidak ada air) boro-boro ada petugas PDAM Purwakarta datang kesini ngasih tau warga kenapa air mati jangan cuma ngasih informasi di medsos aja, warga disini kan gak semua punya hape," kata Rian.

Warga juga berharap segera ada perhatian dari pemerintah daerah setempat untuk memberi solusi kepada mereka yang saat ini tengah mengalami krisis air bersih.

Sementara itu, Kabag Umum PDAM Gapura Tirta Rahayu, Irfan mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus berupaya untuk mengatasi permasalahan pipa bocor.

Untuk sementara, ia mengatakan, warga akan mendapatkan bantuan air bersih sesuai yang sudah dijadwalkan oleh pihak PDAM.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved