Jadwal Awal Bulan Zulkaidah 1444 H Disebut Bulan Mulia, Berikut Keutamaannya, Amalan Dilipatgandakan

Berikut inilah jadwal awal bulan Zulkaidah 1444 H, lengkap dengan keutamaan dan Amalan-amalannya yang dikerjakan

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Fenomena micromoon.((Viacheslav Lopatin/Shutterstock))
Ilustrasi - Jadwal Awal Bulan Zulkaidah 1444 H Disebut Bulan Mulia, Berikut Keutamaannya, Amalan Dilipatgandakan 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut inilah jadwal awal bulan Zulkaidah 1444 H, lengkap dengan keutamaan dan Amalannya.

Setelah bulan Syawal berakhir, umat Muslim selanjutnya menyambut bulan Zulkaidah.

Bagi sebagian muslim, bulan Zulkaidah termasuk satu di antara bulan haram atau bulan mulia.

Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih dari Abu Bakrah, Rasulullah SAW bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi.
Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci).
Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. 
(Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).

Baca juga: Keutamaan dan Makna Malam Nuzulul Quran, Ini Amalan yang Dapat Dikerjakan untuk Mendapat Pahala

Lalu, kapan jadwal awal bulan Zulkaidah tersebut tiba?

Dilansir dari kalender Islam, awal bulan Zulkaidah atau 1 Zulkaidah 1444 H jatuh pada Minggu 21 Mei 2023.

Artinya, awal bulan Zulkaidah 1444 H akan tiba setelah matahari terbenam atau magrib di tanggal tersebut.

Demikian, disebut bulan mulia tentu terdapat keutamaan bulan zulkaidah tersebut.

Terdapat amalan-amalan sunah yang sayang dilewatkan untuk dikerjakan di bulan Zulkaidah tersebut.

Seperti puasa sunah Senin dan Kamis, puasa Ayyamul Bidh, dan lain sebagainya.

Keutamaan Bulan Zulkaidah

Dalam kalender Hijriah, bulan Zulkaidah merupakan bulan ke 11, sebulan sebelum bulan Dzulhijjah (bulan haji).

Dalam bahasa Jawa Kuno, bulan Zulkaidah juga disebut sebagai bulan hapit karena diapit oleh bulan Syawal dan bulan Dzulhijjah (bulan hari raya besar).

Ada banyak pelafalan berbeda-beda bulan Dzulqo'dah ini.

Di antaranya ada yang menyebut Dzulqaidah, Dzulkaidah, Zulkadah, dan Dulkangidah. 

Dilansir TribunJabar.id dari umma.id, secara bahasa, Dzulqo'dah terdiri dari dua kata.

Yaitu, Dzul yang artinya "sesuatu yang memiliki" dan Al Qo’dah yang artinya "tempat yang diduduki".

Bulan ini disebut Zulkaidah karena pada bulan ini, kebiasaan masyarakat Arab duduk (tidak

bepergian) di daerahnya dan tidak melakukan perjalanan atau peperangan.

Secara bahasa, Zulkaidah juga berarti “penguasa genjatan senjata” karena pada saat itu bangsa Arab dilarang melakukan peperangan.

Baca juga: Ini Asal-usul Bulan Zulkaidah, Bulan Haram Sebelum Musim Haji, Orang Arab Biasanya Melakukan Ini

Sahabat muslim perlu mengetahui, bulan Zulkaidah ini merupakan satu dari empat bulan haram atau bulan mulia.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT Surat At Taubah ayat 36.

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

Artinya:

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram."

"Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS At Taubah : 36)

Hal ini juga dijelaskan dalam hadis shahih dari Abu Bakrah, Rasulullah SAW bersabda,

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi.

Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci).

Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. 
(Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).

Ada beberapa keutamaan pada bulan Zulkaidah ini.

Dilansir dari bincangsyariah.com, sedikitnya ada empat keutamaan bulan Zulkaidah, di antaranya:

1. Amalan dilipatgandakan

At Thabari dalam tafsirnya mengatakan bulan Zulkaidah yakni bulan dijadikan Allah SWT sebagai bulan suci.

Pada bulan suci amalan-amalan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya.

2. Bulan Haji

Bulan Zulkaidah merupakan bulan di antara bulan besar yakni Syawal dan Dzulhijjah menjelang perayaan Idul Adha.

Pada bulan Zulkaidah ini Rasulullah SAW melakukan umrah sebanyak empat kali.

Oleh karena itu Zulkaidah pun merupakan bulan asyrul hajj (bulan-bulan haji).

Dalam tafsir Ibnu Katsir asyrul hajj tersebut di antaranya, Zulkaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Sementara Ibnu Qayyim menjelaskan menunaikan umrah di bulan-bulan haji tersebut sama halnya menunaikan haji pada bulan haji.

3. Dilarang perang

Pada bulan Zulkaidah ini Allah SWT juga melarang perang.

Hal ini senada sebagaimana makna dari Dzulqa'dah artinya penguasa genjatan senjata.

Sebaliknya, bulan suci sangat baik untuk mengerjakan amalan-amalan ketaatan.

4. Tiga Puluh Malam yang Dijanjikan Allah SWT

Pada keutamaan yang keempat, Zulkaidah istimewa karena masa tiga puluh malam dijanjikan Allah kepada Nabi Musa AS.

Pada malam Zulkaidah Allah SWT menemui Nabi Musa AS.

Setelah tiga puluh malam, ditambah sepuluh malam di awal bulan Dzulhijjah.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran Surat Al A'raaf: 142.

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Rabbnya empatpuluh malam. Dan berkatalah Musa kepada saudaranya yaitu Harun: ‘Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.’”

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved