Anggota DPRD Jabar Buky Wibawa Dorong Kolaborasi dan Inovasi Pengelolaan Sampah Jadi Peluang Ekonomi
Anggota DPRD Jabar Buky Wibawa Karya Guna melihat pengelolaan sampah bukan hanya tentang lingkungan hidup dan kebersihan.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anggota DPRD Jabar Buky Wibawa Karya Guna melihat pengelolaan sampah bukan hanya tentang lingkungan hidup dan kebersihan.
Menurut Buky, sampah memiliki potensi yang besar untuk peningkatan perekonomian, penurunan angka pengangguran, sampai ketahanan pangan.
Sudah bukan rahasia lagi jika sampah memang memiliki nilai dan manfaat jika diolah. Hanya saja, pengolahan sampah ini harus dilakukan secara berkelanjutan, berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, dan dicermati secara serius oleh pemerintah.
Seperti diketahui, volume sampah terbesar dihasilkan dari pasar tradisional dan rumah tangga dan kebanyakan adalah sampah organik.
Jika saja pemerintah serius menyiapkan berbagai perlengkapan pengolahan sampah di setiap pasar atau lingkungan permukiman, disertai dengan penyuluhan dan pengawasan keberlanjutannya, sampah tidak akan menjadi masalah lagi di Kota Bandung.
Baca juga: Sampah Terus Menjadi Masalah, DPRD Jabar Pertanyakan Konsistensi Program Penanganan di Kota Bandung
Ia mengatakan, program pengolahan sampah sudah ada sejak dulu, namun tidak dikerjakan secara berkelanjutan dan tidak dikembangkan.
Jika saja produk olahan sampah berupa pupuk kompos atau eko-enzim dikolaborasikan dengan program urban farming dan pertanian, tentunya akan berkelanjutan bahkan berkembang.
"Contoh di setiap pasar tradisional harus ada space untuk penanganan dan pemilahan sampah. Ini dapat menampung sumber daya manusia, lulusan SMK Pertanian bisa menjadi manajer untuk pengelolaan sampah, masyarakat sekitar ikut jadi pekerja, ini akan menumbuhkan ekonomi," kata Buky.

Kemudian untuk pemasaran hasilnya dikoneksikan dengan pelaku urban farming atau petani, atau distributor perlengkapan pertanian.
Tentunya program ini dapat menyelesaikan permasalahan sampah, sekaligus membantu mengurangi masalah pengangguran dan ekonomi.
"Kolaborasi dan inovasi itu harus benar-benar dilakukan, bukan hanya mengawang-awang digembar-gemborkan. Koneksikan antara pengolahan sampah ini dengan Petani Milenial. Sambungkan dengan anak-anak milenial yang kreatif. Sambungkan dengan pengusaha," tuturnya.
Jika permasalahan sampah ini selesai di hulunya dan diolah menjadi produk, maka sisanya adalah sampah yang bisa dibuang ke tempat pembuangan akhir untuk diolah menjadi energi listrik. Dengan demikian, tidak ada lagi permasalahan sampah di Kota Bandung. (*)
Bantuan Rp 200 Juta Untuk RW KBS di Bandung Ditargetkan Cair Tahun Depan |
![]() |
---|
DPRD Jabar Kawal Agroforestri, Arief Maoshul: Petani Didorong Nikmati Bagi Hasil yang Adil |
![]() |
---|
Dana TKD Jabar Turun Rp2,45 Triliun, DPRD Minta Pemprov Fokus pada Program Prioritas |
![]() |
---|
Arief Maoshul Affandy: Agroforestri Purwakarta Harus Jadi Pilot Project Ketahanan Pangan Jabar |
![]() |
---|
Soroti Rencana Penggabungan Wilayah Kabupaten Ke Kota Sukabumi, Yusuf Ridwan: Perlu Dikaji Mendalam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.