Ini Alasan Didin Supriadin Mundur dari Bancaleg dan Wakil Ketua Demokrat Jabar

Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jabar, Didin Supriadin, merasa sakit hati dengan perlakuan partainya.

|
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri

"Sebesar Rp 500 juta yang informasi dari ketua DPD, saya akan diberikan nomor urut caleg di nomor urut 1 dapil Jabar 15 (Kota dan Kabupaten Tasikmalaya), karena kata Ibu Ratna Bendahara DPD, untuk di DPC seperti Kota Bandung, Kabupaten Bogor, dan lain-lain yang dapat nomor urut 1 bacaleg Kabupaten/Kota tersebut kontribusinya sebesar Rp 300 juta," katanya.

Selanjutnya, pada Jumat (5/5/2023), Didin mengaku kembali dihubungi oleh M Handarujati K selaku Sekretaris DPD Demokrat.

"M Handarujati kembali menghubungi saya via telepon, meminta saya agar segera membayar, dan untuk pastinya kapan bisa membayar. Saat itu saya menjawab, saya akan ikhtiarkan dan meminta waktu paling telat satu bulan," ucapnya. 

Di hari yang sama, kata dia, sore harinya Didin mengaku kembali dihubungi Sekretaris Demokrat Jabar melalui sambungan telepon dan memberitahukan kalau posisi nomor urut satu akan ditukar dengan Yoyom Romya. 

Baca juga: 15 Tahun Jadi Kader Demokrat, Ketua Srikandi Demokrat Purwakarta Rini Meilini Putuskan Untuk Mundur

"Pak Yoyom Romya (bukan pengurus), dengan alasan Pak Yoyom siap membayar dan saya dikasih nomor urut dua dengan kontribusi yang tidak terlalu besar. Kemudian saat itu saya katakan, silahkan saja kalau Pak Yoyom dapat nomor urut satu, tetapi saya akan mencabut berkas dan saya tidak akan mencalonkan. Setelah itu, sekreatris DPD bilang ke saya, tunggu nanti dalam lima menit saya akan ditelepon kembali," katanya.

Namun, kata Didin, hingga esok harinya Sekretaris DPD tidak ada lagi konfirmasi ataupun pemberitahuan.

"Akhirnya saya mengambil sikap untuk mengundurkan diri, baik sebagai bacaleg ataupun dari keanggotaan Partai Demokrat," ucapnya.

Sebagai kader yang sudah puluhan tahun mengabdi, Didin pun merasa sudah tidak dihargai oleh partai. 

"Ketersinggungan saya dengan Sekretaris DPD PD Jabar dengan bahasa yang tidak patut dan secara etika tidak pantas. Masa saya sebagai pengurus inti DPD dengan mudahnya, cuma karena uang, ada yang bukan pengurus mau ditukar nomor urutnya menjadi noomor urut 1 hanya karena saat itu Pak Yoyom siap membayar,"katanya. 

"Demikianlah kronologis ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dalam keadaan sadar dan perenungan yang mendalam, semoga ada perubahan yang lebih baik di DPD PD Jabar buat ke depan, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih," tambah dia. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved