Tingkat Perceraian di Kabupaten Bandung Kedua Tertinggi di Jawa Barat, 10 Ribu Per Tahun

Tingkat perceraian di Kabupaten Bandung cukup tinggi, bahkan berada di posisi kedua tingkat perceraian tertinggi di Jawa Barat.

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Hermawan Aksan
ist
Ilustrasi perceraian. Tingkat perceraian di Kabupaten Bandung cukup tinggi, bahkan berada di posisi kedua tingkat perceraian tertinggi di Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tingkat perceraian di Kabupaten Bandung cukup tinggi, bahkan berada di posisi kedua tingkat perceraian tertinggi di Jawa Barat.

Juru bicara Pengadilan Agama Soreang Kabupaten Bandung, Fathulloh, mengatakan, memang tingkat perceraian di Kabupaten Bandung terbilang tinggi.

"Bahkan berada di posisi kedua perceraian tertinggi di Jawa Barat, setelah Indramayu, mungkin juga se-Indonesia," kata Fathulloh saat ditemui di kantornya, Rabu (3/4/2023).

Fathulloh mengungkapkam, jika dilihat wilayahnya, Kabupaten Bandung cukup luas, terdapat 31 kecamatan dengan penduduk sekitar 3,7 juta jiwa.

"Di Kabupaten Bandung, per tahun mencapai 10 ribu perceraian, jadi rata-rata per bulan sekitar 700 perceraian," ujar Fathulloh.

Namun hingga kini, Fathulloh belum memberikan data lengkapnya terkait kenaikan atau penurunan perceraian di Kabupaten Bandung.

Menurut Fathulloh, kebanyakan yang mengajukan cerai beralasan karena faktor ekonomi.

"Tapi menurut saya Rp 2-3 juta hidup di Kabupaten Bandung itu sudah cukup. Jadi bukan masalah kebutuhan, tapi lebih ke gaya hidup," ujar dia.

Sebab, kata Fathulloh, banyak orang yang lebih tak mampu, tapi rumah tangganya utuh dan anteng-anteng saja.

"Selain itu ada yang berada bahkan bos, serba-ada tanpa kekurangan, tapi mereka malah cerai," tuturnya.

Jadi, kata Fathulloh, ekonomi sebetulnya bukan faktor utama perceraian terjadi, tapi lebih ke mental berumah tangga dan pemahaman agama.

"Jadi kalau mentalnya sudah bagus, ilmu agama dan pemahamannya bagus, insyaallah tak akan terjadi perceraian," tuturnya.

Sebab, godaan berumah tangga, mungkin jika ekonomi cukup, kata Fathulloh, suaminya bisa jadi ada yang menggoda wanita lain, dan begitu sebaliknya istrinya ada laki-laki lain.

"Jika landasan agamanya kuat dan mentalnya bagus, mereka tak akan tergoda," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved