Jadwal Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Syawal 1444 H, Lengkap dengan Bacaan Niat Puasa dan Keutamaannya

Berikut inilah jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan Syawal 1444 H, lengkap dengan bcaan niat puasa dan keutamaannya.

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Canva via Surya.co.id
Ilustrasi - Jadwal Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Syawal 1444 H, Lengkap dengan Bacaan Niat Puasa dan Keutamaannya 

"Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya." (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod).

5. Puasa Syawal

Pada bulan Syawal ini dianjurkan puasa Syawal yakni puasa sunah 6 hari.

Pada pelaksanaannya, puasa Syawal dikerjakan di hari keda setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Adapun anjuran puasa Syawal sebagaimana dinukilkan pada hadis berikut.

“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti puasa setahun penuh (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Meski hukumnya sunah, keutamaan puasa Syawal dapat mendapat pahala puasa setahun penuh.

Baca juga: Tata Cara Puasa Syawal 6 Hari Setelah Hari Raya Idul Fitri, Lengkap dengan Waktu dan Keutamaanya

6. Bulan Baik untuk Menikah

Satu lagi keutamaan bulan Syawal bagi sebagian muslim diyakini sebagi bulan baik untuk menikah.

Adapun keutamaan ini merujuk pada riwayat saat Rasulullah yang menikahi Aisyah pada bulan Syawal.

Hal ini berdasarkan hadis riwayat sebagai berikut.

"Rasulullah shallallhu 'alaihi wasallam menikahiku (Aisyah) pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama pada bulan Syawal. Istri Rasulullah mana yang lebih beruntung ketimbang diriku di sisi beliau?" (HR Muslim).

Demikian karena hal itu, para ulama khususnya kalangan madzhab Syafii menganggap bulan Syawal sebagai bulan baik untuk menikah.

Baca juga: Hukum Menikah di Bulan Syawal, Aisyah Dinikahi dan Dicampuri Nabi SAW di Bulan Syawal? Ini Dalilnya

7. Itikaf

I'tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid sebagai ibadah sunah dengan syarat-syarat tertentu.

Amalan sunah ini biasanya dilakukan pada bulan Ramadhan.

Ternyata amalan itikaf tak berhenti dikerjakan di 10 hari terakhir puasa Ramadhan.

Rasulullah SAW biasa melakukan itikaf pada sepuluh hari Ramadhan.

Namun, jika berhalangan melakukan itikaf pada Ramadhan, Rasululllah biasa menggantinya sengan itikaf pada bulan Syawal.

Terdapat riwayat yang shahih dari Ummu al-Mukminin, yang menyatakan bahwasanya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari pertama bulan Syawal dan dalam satu riwayat beliau melaksanakannya di sepuluh hari terakhir bulan Syawal. (HR. Bukhori & Muslim).


Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved