Mengenal Obrog-obrog, Tradisi Unik Jelang Sahur di Jabar, Dulu Pakai Kentongan Kini Organ Tunggal
Sesuai namanya, cara membangunkan warga untuk bersantap sahur ini dilakukan seheboh mungkin.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - ADA tradisi unik yang dilakukan masyarakat Jawa Barat menjelang sahur pada bulan Ramadan. Di Majalengka, Cirebon, dan Indramayu, warga menyebutnya obrog-obrog, tradisi membangunkan saat sahur.
AKTIVITAS obrog-obrog biasa digelar mulai pukul 02.00 hingga 03.30. Di beberapa daerah Indramayu bahkan digelar lebih awal.
Sebagian sudah mulai berkeliling sejak pukul 01.00.
Sesuai namanya, cara membangunkan warga untuk bersantap sahur ini dilakukan seheboh mungkin.
Jika dulunya hanya menggunakan alat seadanya, di era modern obrog-obrog, bak grup musik yang konser dengan berkeliling.
Pegiat Sejarah, Nana Rohmana, mengatakan obrog-obrog mulai menjadi tradisi di Majalengka pada tahun 1990-an.

"Sebelumnya, ketika saya masih muda, sekitar tahun 1970 sampai 1980-an, sebutannya itu ngahelar atau ngelar. Sebutan obrog-obrog itu populernya di Cirebon dan Indramayu sebenarnya," ujar Naro, begitu Nana Rohmana biasa disapa, saat berbincang dengan Tribun, Rabu (5/4).
Nama obrog-obrog diambil dari suara alat musik tradisional zaman dulu, rebana dan gembyung.
Bunyi dari alat musik tersebut kemudian melekat kuat di benak masyarakat, sehingga sekelompok orang yang membangunkan sahur di Majalengka kemudian disebut obrog-obrog.

"Disebut obrog-obrog tuh karena alat musik yang digunakan sangat sederhana yaitu rebana besar, kemudian ada gembyung atau tembikar yang lubangnya ditutupi ban dalam bekas mobil. Dimainkannya dipukul atau dicubit. Nah, suaranya yang berbunyi brog-brog itu kemudian masyarakat menjadi latah menyebutnya grup obrog-obrog," ujar Naro, yang juga Ketua Group Majalengka Baheula (Grumala) ini.
Jauh sebelumnya, kata Naro, membangunkan sahur di Majalengka selama Ramadan tidak seheboh saat ini.
Sebelum era tahun 90-an, cara warga Majalengka membangunkan sahur hanya menggunakan alat tradisional, yakni kentongan.
Tradisi obrog-obrog ini dulunya hanya menggunakan alat-alat musik tradisional. Namun seiring berkembangnya zaman, alat musik obrog-obrog kini telah bertransformasi menggunakan alat musik modern.
"Nah di Majalengka sendiri sebelum disebut obrog-obrog mah alat musiknya paling sederhana pake kentongan bambu, itu sudah sejak zaman dulu. Kalau kata orang tua mah pakai kentongan bambu, itu sudah ada sejak zaman Belanda," ujarnya.
Semakin ke sini, ujar Naro, alat musik sederhana yang awalnya dipergunakan untuk obrog-obrog itu sudah tidak dipakai lagi."
Kemudian berkembang menjadi obrog-obrog mulai pakai alat musik, buka saja gembyung atau tembikar, tapi juga gitar bahkan organ.
"Tak hanya itu, kini kadang juga ada artis ceweknya. Mungkin karena perkembangan zaman, obrog-obrog mulai pakai gitar elektrik, organ tunggal, kendang, dan juga gong. Akhirnya pakai artis cewek juga," ujarnya.(tribuncirebon)
Bupati Eman Perintahkan Kadis Cek Pasar Setelah Pedagang Ayam Majalengka Keluhkan Program MBG |
![]() |
---|
Harga Kebutuhan di Majalengka Meroket, Bukan Hanya Ayam yang Naik, Cabai Kini Tembus Rp 60 Ribu |
![]() |
---|
Harga Daging Ayam di Majalengka Meroket, Tembus Rp47 Ribu Per Kg, Harga Ayam Kampung Malah Stabil |
![]() |
---|
Bupati Majalengka Eman Ajak Warga Berani Laporkan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak |
![]() |
---|
BPC Hipmi Gelar Hiphoria Fest, Ruang Ekosistem Kreatif Majalengka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.