Ramadan 1443 H

Jadi Saksi Perkembangan Islam di Majalengka, Masjid Agung Al-Imam Ini Awalnya Bangunan Panggung

Masjid Agung Al-Imam yang berada di jantung kota ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Majalengka yang awalnya berupa bangunan panggung

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNCIREBON.COM/EKI YULIANTO
Masjid Agung Al-Imam yang berada di Alun-alun Majalengka ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Majalengka yang awalnya berupa bangunan panggung, kini sudah berusia 100 tahun. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Masjid Agung Al-Imam yang berada di jantung kota ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam di Majalengka.

Sebelum terlihat seperti sekarang, masjid ini telah mengalami beberapa kali perubahan.

Masjid Al-Imam dapat dikatakan sebagai saksi sejarah perkembangan agama Islam di daerah berjuluk kota angin.

Dihimpun dari berbagai sumber, masjid kebanggaan masyarakat Majalengka ini bila dihitung dari awal pembangunan usianya sudah lebih dari 100 tahun.

Bangunan yang berdiri kokoh di kawasan Alun-alun Majalengka ini awalnya hanya sebuah masjid kecil, hanya mampu menampung jemaah dengan jumlah terbatas.

Salat tarawih perdana di Masjid Agung Al-Imam Majalengka, Rabu (22/3/2023).
Salat tarawih perdana di Masjid Agung Al-Imam Majalengka, Rabu (22/3/2023). (Tribun Jabar/Eki Yulianto)

Seiring makin bertambahnya jemaah, maka dilakukan perbaikan dan perluasan oleh Kyai Imam Safari, yang menjabat sebagai penghulu kabupaten saat itu.

”Awalnya Al-Imam ini adalah masjid kecil berbentuk bangunan panggung."

"Penyempurnaan mulai dilakukan oleh tokoh agama Islam Majalengka Kyai Imam Safari yang saat itu menjadi penghulu kabupaten,” ujar Ketua Grup Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana, Jumat (7/4/2023).

Baca juga: Masjid Agung Al-Imam Majalengka Sediakan Lebih dari 500 Takjil Selama Ramadan

Pria yang kerap disapa Naro itu menjelaskan, berdasarkan catatan pada awal pembangunannya, masjid yang sekarang terlihat kokoh dan megah itu hanyalah masjid biasa yang berbentuk panggung.

Ketika Kyai Imam Safari yang menjabat sebagai penghulu kabupaten, lanjut dia, muncul gagasan serta keinginan untuk melakukan renovasi masjid.

Renovasi serta perluasan dilakukan karena semakin padatnya jemaah serta kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat Islam waktu itu.

“Keberadaan Masjid Al-Imam ini semakin menggairahkan aktivitas keagamaan di Kabupaten Majalengka, termasuk banyak para kyai dan ulama dari daerah yang melakukan kegiatan di Masjid Al Imam," ucapnya.

Seiring dengan perjalanan waktu, renovasi kembali dilakukan pada tahun 1888.

Renovasi masjid kali ini dipimpin oleh Kyai Hasan Basyari.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved