Serunya 5 Bocah Sekawan di Majalengka Ngabuburit, Setelah Bermain Layangan Lalu Berenang di Sungai

Layangan itu bukan didapat dari membeli, mereka justru membuat sendiri layangan tersebut dipandu oleh guru kesenian mereka bernama Maya Berlin.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNCIREBON.COM/EKI YULIANTO
Lima bocah sekawan asal Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka yang sedang asyik bermain layang-layang sambil ngabuburit, Rabu (5/4/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Rizki Purnama (12), Muhammad Rizki Fauzi (14), Dion (12), Muhandis (13) dan Fadli (13) sedang disibukkan membuat layang-layang.

Dilakukan di sebuah saung di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, mereka mulai berkreativitas.

Barang-barang seperti bambu, kertas, lem, spidol, benang dan pisau digunakan para bocah yang rata-rata duduk di bangku SMP itu.

Rabu (5/4/2023) siang itu, seperti biasa mereka hendak ngabuburit dengan bermain layang-layang.

Namun bukan didapat dari membeli, mereka justru membuat sendiri layangan tersebut dipandu oleh guru kesenian mereka bernama Maya Berlin.

Saat membuat layang-layang, lima sekawan itu mulai ambil posisi.

Baca juga: Ngabuburit ke Panyaweuyan Majalengka, Tempat WIsata Ini Hadirkan Keindahan Pemandangan yang Memukau

Ada yang memotong bambu menjadi kecil-kecil, ada yang mengukur dan ada juga yang mengikat.

Pekerjaan mereka bak seperti yang sudah piawai di bidangnya.

Tanpa terlihat kelelahan maupun takut tersayat pisau, ngabuburit mereka diisi dengan kegiatan positif.

"Ya kami mengisi waktu ngabuburit dengan buat layangan. Biasanya mulai dari siang sampai mau buka puasa dengan bahan seadanya," ujar Muhammad Rizki Fauzi kepada Tribun, Rabu (5/4/2023).

Tak peduli panas dan terik matahari membakar kulit mereka asyik dengan pembuatan layang-layang itu.

Wajah menghitam, keringat bercucuran, dahi mengkerut tanda kelima bocah itu melawan rasa lelah.

"Setelah ini, kami akan terbangkan layang-layang di lapangan, biasanya di sana juga banyak teman-teman kami yang sudah lebih dulu bermain," ucapnya.

Keseruan merakit layang-layang di siang bolong mungkin cuma bisa mereka yang merasakan.

Kebanyakan orang dewasa cenderung memilih berteduh karena rasa haus yang dirasakan.

Baca juga: Deretan Tempat Ngabuburit di Kota Majalengka, Termasuk Alun-alun Terindah di Indonesia

Entah bagaimana bocah-bocah tersebut mampu menahan haus.

Sebab saat ditanya, mereka semua berpuasa dan belum bolong sehari pun.

"Alhamdulillah puasa. Kalau ngabuburit dengan main nggak kerasa haus sama laparnya," jelas dia.

Rizki mengaku, meskipun punya uang untuk membeli layang-layang baru, namun mereka juga lebih senang membuatnya sendiri.

membuat layang-layang sambil ngabuburit,
Seorang bocah asal Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka yang asyik membuat layang-layang sambil ngabuburit, Rabu (5/4/2023).

Mereka jadi punya koleksi layang-layang lebih banyak sedangkan uangnya tetap utuh.

"Kalau beli layangan Rp 1.000, terus golongan Rp 6.000, gelasan yang Rp 2.000. Terus layangannya kalau dapat bikin jadi nggak usah beli lagi," katanya.

Jika sudah bosan dengan bermain layang-layang dan masih punya waktu sebelum berbuka, biasanya mereka menyempatkan sejenak untuk 'ngojay'.

Ngojay merupakan kata dalam bahasa Sunda yang artinya 'berenang'.

"Setelah buat dan main layang-layang, kami biasanya berenang di sungai atau bendungan, tentunya tetap didampingi guru kita agar tetap aman," ujarnya. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id lainnya, klik GoogleNews

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved