Warga Sukabumi Jadi Korban Dukun

Mbah Slamet Diseret-seret di Kebun, Sang Istri Tak Tahu Kalau Mbah Slamet Merdukun

pria yang mengaku dukun pengganda uang itu dalam kesehariannya jarang kelihatan dan usahanya juga kurang jelas.

|
Editor: Ravianto
ist
Pembongkaran kuburan massal korban Mbah Slamet dukun pengganda uang di sebuah kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023). (ist kiriman netizen) 

TRIBUNJABAR.ID, BANJARNEGARA - SENEH (49), istri dari Slamet Tohari alias Mbah Slamet mengaku tidak mengetahui kalau suaminya merupakan dukun pengganda uang atau sering melakukan aktivitas perdukunan alias merdukun.

Meski sudah menjalani rumah tangga dengan Mbah Slamet selama 25 tahun, Seneh mengaku tidak tahu banyak aktivitas yang dilakukan suaminya tersebut.

Seneh hanya tahu kalau suaminya itu memang kerap menerima tamu.

"Saya kurang tahu, saya juga kaget. Kerjaan bapak tidak jelas dan serabutan. Saya sudah berkeluarga selama 25 tahun," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (4/4). 

Seneh mengaku tahu kalau suaminya sering menerima tamu, namun dirinya juga jarang berkomunikasi dengan para tamu tersebut.

"Saya juga tidak pernah tanya-tanya," imbuhnya.

Potret megahnya rumah Mbah Slamet alias Tohari, dukun pengganda uang di Banjarnegara, ada ruangan khusus ritual
Potret megahnya rumah Mbah Slamet alias Tohari, dukun pengganda uang di Banjarnegara, ada ruangan khusus ritual (Kompas.com/YouTube TribunJateng)

Terkait ritual yang dilakukan Mbah Slamet, Seneh memang kerap memergoki suaminya itu membawa tamu-tamu di sebuah ruangan di depan rumah.

"Katanya ada ritual yang dilakukan di dalam ruangan depan rumah, tapi cuma sebentar. Memang kerap kasih uang, tapi tidak tahu dari mana dan tamu tidak pernah menginap," ungkapnya.

Dari pernikahannya dengan Seneh, Mbah Slamet dikarunai dua orang anak.

Baca juga: Mbah Slamet sampai Tak Ingat Siapa Saja yang Dibunuhnya, Identitas Para Korban Belum Diketahui

Menurut Seneh, Mbah Slamet sudah satu tahun tidak pulang ke rumah usai bertemu dengan seseorang asal Pagentan.

Meski sang suami sudah lama tidak pulang, Seneh mengaku biasa-biasa saja. 

"Saya biasa-biasa saja karena tidak tahu dengan aktivitas bapak. Cuma sempat kaget saat diseret-seret di kebun oleh polisi," katanya. 

Ia juga menceritakan bertemu dengan suaminya itu terakhir kali saat awal Ramadan.

Setelah itu Mbah Slamet pergi lagi entah ke mana dan hanya pulang sebentar saja.

Meski suaminya ditangkap polisi dan sudah ditetapkan menjadi tersangka, tanggapan masyarakat menurut Seneh juga biasa saja. Tidak ada yang aneh.

"Tidak ada imbasnya dari masyarakat dan biasa saja," jelasnya.

Kepala Desa Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Mahbudiono mengungkapkan keseharian dari Mbah Slamet.

Menurutnya, pria yang mengaku dukun pengganda uang itu dalam kesehariannya jarang kelihatan dan usahanya juga kurang jelas.

"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu. Tapi istrinya sempat dagang kubis," kata Mahbudiono.

Sang Kepala Desa tahu pelaku adalah seorang dukun pengganda uang ketika ada seorang korban warga asal Pekalongan yang membeberkan hal tersebut.

"Sempat ada yang datang menemui saya adalah seorang warga Palembang, bilang ketemu Mbah Slamet ingin menemui keluarganya," jelasnya.

Mahbudiono mengatakan ladang yang digunakan sebagai tempat penguburan ini adalah milik orangtua tersangka. "Saya tahu ada satu mayat saja merinding apalagi ini banyak sekali. Masyarakat juga resah dengan adanya kejadian seperti ini," katanya.

Rumah dari tersangka sendiri berada di pinggiran, bersebelahan dengan sungai. "Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," ungkapnya.(tribun network/put/dod)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved