Melawat ke Hutan Bambu Pasir Jepang Kaki Gunung Manglayang Sumedang, Tempat Digelar Pasar Leuweung

Pasar Leuweung di Pasir Jepang terakhir digelar di tempat ini pada Minggu (19/3/2023), beberapa hari sebelum puasa Ramadhan berlangsung.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
tribun jabar
Suasana pelataran hutan bambu di Blok Pasir Jepang, Kampung Cikeuyeup, Desa Sindangsari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Suasana sejuk segera menyergap begitu tiba di pelataran hutan bambu di Blok Pasir Jepang, Kampung Cikeuyeup, Desa Sindangsari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.

Rumpun-rumpun bambu apus (tali) dan gombong (surat) terlihat megah di lahan hutan bambu seluas satu hektare itu.

Daun-daunya berayun tertiup angin. Gesekannya menimbulkan suara gemerisik yang menenangkan.

Hutan bambu di kaki Gunung Manglayang ini milik Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir Masuk Lima Besar Calon Penerima Anugerah Tinarbuka 2023 

Pada waktu tertentu, hutan bambu yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari pusat pendidikan Jatinangor ini dijadikan lokasi tempat digelarnya Pasar Leuweung, sebuah arena tempat para pelaku UMKM pengolah hasil hutan menjajakan produk mereka.

Pasar Leuweung terakhir digelar di tempat ini pada Minggu (19/3/2023), beberapa hari sebelum puasa Ramadhan berlangsung.

Kegiatan Pasar Leuweung memang berlangsung tiga bulan sekali dan itu pun tidak selalu di Blok Pasir Jepang, tapi berkeliling di sejumlah tempat di Jawa Barat, di antaranya Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Juanda.

Jika tidak dipakai untuk Pasar Leuweung, lokasi ini sering dikunjungi oleh pesepeda.

Para pesepeda yang gowes ke Bumi Perkemahan Kiara Payung hanya tinggal melahap beberapa tanjakan untuk bisa sampai ke lokasi yang cukup tersembunyi ini.

Akan tetapi, meski tersembunyi, akses ke hutan bambu ini jalannya besar. Bahkan muat untuk dua mobil kecil berpapasan.

Jika tidak sedang digelar pasar hasil hutan dengan komoditas seperti kopi, kerajinan bambu, tembakau, dan penganan lokal, lokasi ini tetap enak untuk dikunjungi.

Warga yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) telah membuat sejumlah tempat duduk agar pengunjung nyaman.

Tempat duduk dari bambu dibuat permanen di bawah sejuk rumpun bambu.

Di pinggir hutan itu ada aliran sungai yang telah dibuatkan embung. Niatnya, embung itu akan ditebari ikan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved