Derita Siswa Madrasah Aliyah, Riska Terpaksa Lewat Jembatan yang Jaraknya 2 Kali Lebih Jauh

Menyusul ambruknya dan putuasnya Jembatan Pelangi oleh luapan Sungai Cijolang tersebut, kini Riska terpaksa berangkat sekolah lebih pagi dan menempuh perjalanan lebih jauh. Memutar dua kali lipat lebih jauh dari biasanya.

Biasanya menurut Riska, dari Walahar langsung lewat Jematan Pelangi langsung ke Desa Sukajaya Rajadesa. “Tapi sekarang dari Walahar harus lewat Selajambe dulu baru ke Jamursi terus ke sekolah. Pokoknya tambah jauh,” jelas Riska.

Menurut Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al Istiqomah Sukajaya Rajadesa, Ajat Sudrajat kepada Tribun, dari 188 orang siswa Aliyah Al Istqomah (MaisTiq) ada 2 orang siswa yang berasal dari Selajambe. Sedangkan yang sehari-hari kalau mau sekolah harus lewat Jembatan Pelangi adalah Riska.

“Kalau yang setiap hari lewat jembatan gantung itu adalah Riska. Sejak kelas X sampai sekarang sudah kelas XII,” ujar Ajat Sudrajat.

Sejak duduk di kelas X Aliyah Al Istiqomah sampai sekaranh sudah kelas XII, Riska Rahmawati, aktif di berbagai kegiatan kesenian sekolah. Aktif sebagai Paskibra, maupun OSIS. Aktif sebagai vokalis sanggar seni “Maistiq Gambus” Aliyah Al Istiqomah Sukajaya Rajadesa.

Sebanyak 51 orang siswa kelas XII Aliyah A Istiqomah Rajadesa, mulai Senin (13/3) lalu mengikuti Ujian Akhir Sekolah (dulu UN) sampai Senin (21/3). Dan Senin (27/3) ini jadwalnya ujian praktek Pelajaran Al Quran dan Hadis.

”Ujian praktek tadi pagi mulai pukul 07.30. Saya lihat Riska tidak sampai telat tiba di sekolah, padahal dia harus memutar lebih jauh dua kali lipat akibat jembatan gantung putus hari Sabtu (25/3) kemarin,” katanya. (andri m dani)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.