Derita Siswa Madrasah Aliyah, Riska Terpaksa Lewat Jembatan yang Jaraknya 2 Kali Lebih Jauh

Dari 188 orang siswa Madrasah Aliyah Istiqomah Sukajaya Rajadesa, Riska Rahmawati (17) merupakan satu-satunya siswa yang berasal dari Dusun Walahar.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Januar Pribadi Hamel
Dok Pribadi/Riska
Riska Rahmawati (17) siswi Aliyah al Istiqomah Rajadesa "korban" jembatan pelangi - jembatan gantung Sungai Cijolang (foto dok Pribadi/Riska) 

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Dari 188 orang siswa Madrasah Aliyah Istiqomah Sukajaya Rajadesa, Riska Rahmawati (17) merupakan satu-satunya siswa yang berasal dari Dusun Walahar, Desa Ciberung, Kecamatan Selajambe, Kuningan.

Kini anak kedua dari tiga bersaudara tersebut duduk di kelas XII Aliyah Al Istiqomah yang berkampus di Dusun Citapen Pasir RT 03 RW 01 Desa Sukajaya.

Riska sehari-hari tinggal bersama orang tuanya di Dusun Walahar RT 14 RW 06 Desa Ciberung, Kecamatan Selajambe.

Rumah Riska hanya sekitar 1 km dari jembatan gantung Dusun Citapen Landeuh yang hanyut disapu luapan Sungai Cijolang Sabtu (25/3) sore lalu.

Baca juga: Diberi Pertolongan Pertama, Bayi Usia Satu Hari di Ambulans yang Terbalik di Camis Berhasil Selamat

Kini Riska merasakan langsung dampak hanyutnya sasak gantung yang populer disebut Jembatan Pelangi tersebut.

“Jembatan gantung itu namanya Jembatan Pelangi. Karena jembatannya dicat warna-warni, ada hijau, kuning, ada juga merah.

"Waktu awal-awal dibangun, jembatan pelanginya masih bagus. Tetapi akhir-akhir ini kurang diurus. Eh malah hanyut,” ujar Riska Rahmawati ketika dihubungi Tribun Senin (27/3).

Waktu Riska masuk sekolah di Aliyah Al Istiqomah Sukajaya Rajadesa sebagai siswa kelas I (kelas X) tahun 2020, Jembatan Pelangi tersebut baru selesai dibangun.

Dengan cat warna-warni menjadi daya tarik bagi anak muda untuk nongkrong maupun foto-foto selfi.

Sejak tahun 2020 tersebut Riska kalau pulang pergi ke sekolah di Aliyah Al Istiqomah Rajadesa lewat Jembatan Pelangi. Diantar ayahandanya pakai sepeda motor.

“Pagi diantar pakai motor, siangnya dijemput lagi. Tiap hari lewat Jembatan Pelangi sampai sekarang. Dari kelas I sampai sekarang, sudah kelas III (kelas XII),” katanya.

Gara-gara jembatan gantung, Jembatan Pelangi yang menghubungkan Dusun Walahar Desa Ciberung Selajambe Kuningan dengan Dusun Citapen Landeuh Desa Sukajaya Rajadesa Ciamis putus hanyut disapu luapan Sungai Cijolang Sabtu (25/3) sore lalu, untuk berangkat sekolah Senin (27/3) Riska berangkat lbih cepat dari rumah.

“Tadi pagi berangkat sekolahnya lebih cepat dari rumah. Gara-gara jembatan gantung putus, jadinya harus lewat Jembatan Jamursi. Terpaksa mutar lebih jauh. Tadi berangkat dari rumah pukul 06.30, biasa diantar oleh bapak pakai motor,” ujar Riska.

Lebih jauh sekitar 10 km. Selain memutar lebih jauh sampai dua kali lipat, tentu perjalanannya juga lebih lama.

“Alhamdulillah , sampai di sekolah tidak telat. Kebetulan hari ini kan ujian praktek ujian akhir sekolah (dulu UN),” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved