Gempa Bumi di Cianjur

Petugas Temukan Kerangka Korban Gempa Cianjur di Titik Longsor, Diduga Masih Banyak yang Terkubur

Polisi meminta masyarakat yang masih merasa kehilangan anggota keluarganya karena longsor akibat gempa bumi Cianjur agar segera mendatangi RSUD Cianju

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Fauzi Noviandi
Petugas saat mengevakuasi kerangka korban tertimbun longsor akibat gempa bumi Cianjur, Minggu (26/3/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Petugas gabungan kembali berhasil menemukan kerangka korban gempa bumi yang tertimbun tanah longsor di titik Sate Shinta, di Kampung Palalangon, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Minggu (26/3).

Jenazah, yang sudah tinggal belulang itu, ditemukan sekitar pukul 10.30 WIB.

Kasat Binmas Polsek Cugenang AKP Martha mengatakan korban pertama kali ditemukan oleh operator alat berat yang sedang bekerja.

"Saat itu, petugas alat berat tersebut sedang melakukan penggalian di titik longsoran, dan menemukan mayat sudah menjadi kerangka lalu melaporkannya," ujar Martha, kemarin.

Kerangka mayat ditemukan sekitar 30 meter dari bibir tebing.

"Saat ditemukan kondisinya sudah tidak utuh, hanya bagian leher, paha sebelah kanan, dada, dan tangan bagian kiri. Pada bagian kerangka menempel pakaian tangan panjang motif kotak-kotak warna biru," ujarnya.

Marta menyebutkan, proses pengangkatan kerangka sempat terkendala curamnya medan.

"Kerangka atau bagian tubuh mayat sudah kami ke kamar mayat RSUD Cianjur untuk dilakukan pemeriksaan dan otopsi lebih lanjut," katanya.

Ia meminta masyarakat yang masih merasa kehilangan anggota keluarganya saat terjadi longsor akibat gempa bumi Cianjur agar segera mendatangi RSUD Cianjur.

Martha menduga sejumlah korban longsor tahun lalu masih terkubur di titik Sate Shinta dan sekitarnya.

Baca juga: Kelompok Remaja di Cianjur Hendak Tawuran, Kabur saat Dibubarkan, Polisi Amankan Motor hingga Sandal

"Hingga kini masih banyak keluarga yang datang dan berdoa di lokasi tanah longsor," katanya.

Gempa berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur, Senin, 21 November tahun lalu. Lebih dari 300 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka.

Pemkab Cianjur bahkan mencatat, gempa menewaskan sedikitnya 600 orang.

Gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa dipicu pergeseran sesar baru yang dinamakan Patahan Cugenang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved