Gunung Merapi Erupsi

Gunung Merapi Erupsi, Sultan DIY Sebut Penyebab Letusan dan Kapan akan Berhenti, Waktunya Bisa Lama

Sultan DIY menyebut penyebab Gunung Merapi meletus karena ada kerusakan akibat tambang pasir. Erupsi berhenti jika lubang-lubang sudah penuh material.

Editor: Kisdiantoro
BNPB
Gunung Merapi meletus dan menbarkan abu vulkanik ke sejumlah daerah di sekitarnya. 

TRIBUNJABAR.ID, YOGYAKARTA - Letusan Gunung Merapi tak akan sedahsyat pada letusan di tahun 2010 yang banyak memakan korban jiwa.

Letusan kali ini, dikatakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X (HB X), untuk menutup tubuhnya yang rusak oleh penambang pasir.

Terdapat banyak lubang di sejumlah tempat di Gunung Merapi akibat aktivitas penambangan pasir.

"Merapi itu ya erupsi begitu saja enggak akan meletus seperti dulu yang penting ngebaki (memenuhi) sik (yang) dirusak karena ditambang gitu saja," ujar HB X, Sabtu (11/3/2023).

Sultan kemudian menjelaskan kapan erupsi Gunung Merapi akan berhenti.

Baca juga: Abu Letusan Gunung Merapi Sudah sampai Kota Magelang,

Menurutnya erupsi Gunung Merapi akan berhenti jika lubang-lubang akibat tambang pasir sudah diisi penuh oleh material vulkanik.

Dengan sendirinya, Gunung Merapi akan diam, tidak lagi mengeluarkan awan panas dan erupsi.

"Nanti kalau yang berlobang-lobang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang itu perlu lama karena tidak hanya di atas dan di bawah juga berlobang," jelas dia.

Kondisi ini membuatnya akan menutup tambang-tambang warga, mengingat sebagian tambang milik warga sudah dilakukan penutupan dengan cara ditutup dan ditanami rumput.

Agar warga tak kembali menambang di Merapi, Sultan berencana mengubah kawasan tambang menjadi kawasan pertanian dan peternakan.

"Ada yang bikin keju ada yang ditanami kopi kan gitu, supaya mereka punya pendapatan dari produk di sektor pertanian supaya tidak nambang lagi," jelas Sultan.

Terkait luncuran sejauh 7 kilometer, menurut Sultan hal itu bukanlah masalah. Dia juga menjamin Gunung Merapi tidak akan meletus seperti erupsi pada 2010.

"Ndak papa, pokok e mung nggo ngebaki (pokonya cuma untuk memenuhi) hanya sampai di atas saja enggak akan meletus sudah berbeda kan sudah 10 tahun lebih," jelasnya.

"Biasanya kan empat tahun kalau meletus. Sekarang memang harus keluar ya memang nyembur tapi ya hanya satu kilo dua kilo karena yang ditambang kan sekitar situ," pungkas Sultan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved