Anak Susah Makan Hingga Harus Ada Gadget? Ini Tips dari Dokter Reisa Broto
Dokter Reisa Broto Asmoro membagikan tips cara mengatasi anak susah makan
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Memberi makan kepada anak adalah hal yang terlihat mudah, namun ternyata membutuhkan kesabaran ekstra. Apalagi jika sang anak sulit untuk bisa duduk manis dan menyantap makanan dengan lahap.
Ketika memberi makan anak, hal yang membuat para ibu pusing adalah sulitnya anak untuk makan. Gerakan tutup mulut pun menjadi hal yang dilakukan anak ketika mereka sudah tidak mau lagi menyantap makanan.
Padahal setiap harinya, pentingnya asupan makanan yang bergizi untuk anak.
Dokter Reisa Broto Asmoro sekaligus brand ambassador Bumbu Bunda Elia mengatakan setiap anak membutuhkan makanan bergizi untuk perkembangannya.
Baca juga: Anak Susah Makan Saat Pandemi Covid-19, Langkah Ini Bisa Dilakukan Agar Anak Mau Makan
Ia menjelaskan kebanyakan para ibu membuat makanan untuk anak tanpa ada rasa sama sekali.
"Ketika dewasa kita sudah bisa menentukan mau makan apa, kalau anak kan nggak bisa ngomong. Apa yang dibuat oleh bunda, ya anak harus makan itu. Orang tua pun mengira makanan sehat itu nggak ada bumbunya," ujar dokter Reisa dalam acara Imoby di Grand Ballroom Sudirman, Minggu ( 5/3/2023).
Padahal, kata dokter Reisa Indonesia itu kaya akan rempah dan menu makanan cukup bervariasi tetapi menu seperti rebusan makan dan sayur bening selalu jadi pilihan.
Tantangan lain ketika memberi makan kepada anak adalah selalu berantakan hingga terkadang anak harus ganti pakaian setelahnya.
Pola memberikan makan seperti ini, kata dokter Reisa tentu diperbolehkan selagi gizinya bisa masuk kepada anak.
"Yang penting kewarasan ibu masih terjaga. Cara lain supaya anak tetap lahap adalah ajak anak untuk menyiapkan makan sendiri sehingga mereka ada rasa tanggung jawab," tuturnya.
Selain menikmati rasa makanan, ternyata ada juga loh istilah psikologi makanan.
Psikologi anak, Samanta Elsener menjelaskan ketika anak tidak menyukai makanannya maka mereka akan bereaksi yang sulit dimengerti.
"Anak juga memiliki kondisi malas, bosan, dan memilih makanan. Anak juga bisa ada rasa trauma ketika dipaksa untuk makan. Sehingga mereka pun belajar untuk bertahan dari rasa paksaaan meskipun disuruh makan," tuturnya.
Oleh karena itu sebagai orang tua, harus pintar menyiasati supaya anak mau makan tanpa harus memaksa.
Baca juga: Tak Hanya Bantu Perbaikan Gizi, Ini Manfaat Pemberian Makanan Tambahan untuk Anak
Dalam psikologi makannan, kata Samanta harus bisa membangun relasi yang baik dengan teknik makanan yang tepat.
PSM Unpad Wakili Indonesia di Ajang Paduan Suara Italia |
![]() |
---|
Kementerian Agama Kota Bandung Kolaborasi dengan Wakaf Salman dalam Program Wakaf Calon Pengantin |
![]() |
---|
Bus TMB dan Bandros Bakal Digratiskan Selama Sepekan, Catat Waktunya ! |
![]() |
---|
Keselamatan Karyawan Jadi Prioritas PNM, 1.500 AO Ikut Pelatihan Safety Riding di Kota Bandung |
![]() |
---|
Baznas RI Ganjar Penghargaan ke Pemkab Sumedang, Prestasi Pengelolaan Zakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.