Gedung Sekolah di Cimahi Bergetar Saat Dipakai, Dosen Teknik Sipil Polban Lakukan Evaluasi Struktur

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI – Tim dosen dan mahasiswa dari Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung (Polban) melaksanakan program pengabdian masyarakat teknologi tepat guna di SDN Cipageran Mandiri 1, Kota Cimahi, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi kelayakan struktur bangunan sekolah agar aman dan nyaman digunakan siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Gedung yang ditinjau adalah Gedung C, bangunan tiga lantai yang digunakan oleh siswa kelas 5 dan 6. Menurut pihak sekolah, gedung ini kerap menimbulkan kekhawatiran karena terasa bergetar pada lantainya saat digunakan, juga mengalami kerusakan pada komponen arsitekturnya,  ( Plafon, dinding, kusen, Talang air hujan ) bangunan tersebut strukturnya terbuat dari struktur baja IWF dengan sistem sambungan las.

Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tim melakukan survey, pengukuran geometri, pengujian terhadap komponen struktur, mulai dari pengamatan secara visual, pengujian non-destruktif (NDT) seperti Rebound Hammer Test untuk mengukur kekuatan mutu beton, Brinell Hardness Test untuk mengukur kekerasan baja, serta Liquid Penetrant Test untuk memeriksa kualitas sambungan las.

Pengukuran geometri bangunan terdiri dari ketegakan kolom (verticality), dimensi bangunan serta dimensi komponen struktur. ini dilakukan untuk menilai kesesuaian struktur terhadap standar yang berlaku serta keselamatan bangunan.

“Dari hasil pemeriksaan di lapangan, dan kami analisis, dari hasil Analisa didapat beberapa hasil yaitu : mutu beton didapat tidak seragam, ada yang sangat rendah dan ada juga yang memenuhi sesuai pesyaratan beton betulang,  didapat adanya penurunan mutu material pada beberapa bagian bangunan dan ketidaktegakan kolom yang bisa memengaruhi kestabilan struktur,” ujar Muchtar, ketua tim pelaksana dari Polban dalam keterangan resminya.

Hasil analisis menunjukkan ketidakhomogenan mutu beton dan baja, adanya cacat pada sambungan las, serta beberapa kolom yang menyimpang dari posisi ketegakkan.

Kemudian dibuat simulasi pemodelan struktur tiga dimensi dengan software SAP menunjukkan bahwa sebagian elemen struktur mengalami beban berlebih dan deformasi di atas batas standar SNI, menandakan bahwa gedung belum sepenuhnya aman dari risiko kegagalan struktur.

Tim Polban yang terdiri dari Muchtar, Riawan Gunadi, Ira Puspitasari, M. Imam Muflih, Amirah Zakiyyah dan M. Irfan Nurdin kemudian memberikan rekomendasi teknis perkuatan, antara lain penambahan profil baja IWF baru pada balok dan kolom serta penerapan sistem kolom komposit untuk meningkatkan daya dukung bangunan.

Setelah simulasi perkuatan dilakukan, kapasitas struktur meningkat secara signifikan dan deformasi menurun jauh di bawah batas aman.

Kegiatan ini selain memberikan manfaat langsung bagi pihak sekolah, juga menjadi sarana pembelajaran terapan bagi mahasiswa Teknik Sipil Polban dalam memahami penerapan teori struktur di lapangan.

“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keselamatan bangunan sekolah, tapi juga memberikan pengalaman belajar yang nyata bagi mahasiswa,” jelas Ira Puspitasari, salah satu anggota tim.

Ke depan, tim Polban berencana melanjutkan kegiatan ini dengan tahap implementasi perkuatan struktur di lapangan, sekaligus memberikan pendampingan teknis kepada pihak sekolah dalam pemeliharaan bangunan agar lebih tahan lama dan aman digunakan.

“Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan ramah bagi anak-anak. Kami ingin memastikan bahwa setiap gedung pendidikan dibangun dan dirawat sesuai standar keandalan bangunan gedung,” pungkas Muchtar.