Masjid Raya Al Jabbar Ditutup Sementara, Ridwan Kamil: Saat Ramadan Pengunjung Bisa Nyaman

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, akan ditutup sementara pada 27 Februari-13 Maret 2023.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Foto ilustrasi: Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat membersihkan sampah di danau bagian depan Masjid Raya Al Jabbar, Jalan Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/2/2023). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, akan ditutup sementara pada 27 Februari - 13 Maret 2023. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, akan ditutup sementara pada 27 Februari-13 Maret 2023.

Penutupan ini, kata Ridwan Kamil, dilakukan setelah adanya inspeksi penertiban di Masjid Raya Al Jabbar.

Ia mengatakan penutupan sementara ini memang direncanakan sejak awal.

Setelah diresmikan, Masjid Al Jabbar diberi waktu dua bulan untuk dikunjungi warga.

Baca juga: Ridwan Kamil Akhirnya Menutup Masjid Al Jabbar Hingga 13 Maret Setelah Melakukan Inspeksi

Kemudian setelahnya, akan ada evaluasi untuk pengelolaan yang lebih baik.

"Ini mah sesuai jadwal, diberi waktu dua bulan, di rapat pertama saya sampaikan. Kita lihat cara masyarakat merespons Masjid Al Jabbar," katanya di Gedung Sate, Jumat (24/2/2023).

"Kan ada dinamika sebenernya, makanya kenapa saya enggak banyak bereaksi macam-macam karena memang berproses."

Ridwan Kamil mengatakan, kebetulan hal ini dilakukan menjelang Ramadan. Ia ingin masyarakat bisa khusyuk beribadah tanpa gangguan keamanan, ketertiban, atau kebersihan.

"Supaya enggak banyak gangguan, enggak ada terhalangi. Mau ibadah kesenggol-kesenggol aya katel, naon, di... ah! Sagala rupa," katanya.

Ridwan Kamil mengatakan keamanan pun sengaja dikondisikan dengan perbantuan dari TNI.

Intinya, pihaknya akan beres-beres lagi, mengevaluasi, bagian mana saja yang berhasil, dan bagian mana yang kurang diperhatikan.

"Itu bagian dari proses. Sampai suatu hari nanti tempat itu seperti yang kita cita-citakan gitu ya, karena saya monitor juga mereka yang PKL itu paling warga lokal hanya 5 persen."

"Sembilan puluh lima persen saya wawancara, kamu ti mana, aya nu ti Garut ti mana ya, dan modusnya macam-macam."

"Poinnya sudah kita sediakan ya pasti terbatas lah da ini mah bukan pasar ya," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved