Risma Sujud di Kaki Guru
Mensos Risma Sujud di Kaki Guru Tunanetra di Bandung, Tak Bisa Penuhi Janji Ini saat Ditagih
Selain Tri, sejumlah staf lain turut mendesak Risma agar memenuhi janjinya menghibahkan lahan sekolah milik Kementerian Sosial
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Seli Andina Miranti
"Saya sujud," ujar Risma sambil membungkuk sujud, ke kaki pengajar itu.
Staf Kementerian Sosial langsung menghampiri dan membangunkan Risma. Sementara itu, pengajar perempuan tunanetra itu masih terus berbicara.
"Jangan begitu ibu. Bukan seperti ini maksudnya," ujar Tri, sambil menangis.
Risma meminta agar tidak ada orang yang berbisik-bisik terkait dengan kondisi di Wyata Guna.
Menurutnya, Kemensos bakal membantu masyarakat membutuhkan termasuk dalam hal pendidikan hingga kemandiriannya.
Balai Wyata Guna ini, kata dia, harus digunakan untuk seluruh penyandang disabilitas, bukan hanya penyandang tunanetra saja.
Ketika dihibahkan dan hanya dipakai untuk penyandang disabilitas netra, Risma khawatir ada anak-anak dengan kebutuhan khusus lainnya yang justru tidak terakomodir di Wyata Guna.
Risma pun menegaskan kembali bahwa orang-orang dengan kebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas sebenarnya bisa mandiri.
Tidak sedikit dari mereka yang kemudian mampu menghasilkan uang justru lebih banyak dibandingkan orang tidak difabel.
Potensi ini yang coba dibangun oleh Kemensos di setiap balai seperti Wyata Guna. Karena hal ini pernah dilakukan oleh penyandang disabilitas yang mampu bermusik, untuk kemudian mereka menghasilkan uang dari keahliannya.
"Jadi yang ingin saya omongkan itu apa potensinya (di Wyata Guna). Kita akan bantu walaupun tidak bisa maksimal. Tapi anak-anak ini sudah bisa cari uang untuk mereka. Memang harus dilatih secara profesional. Itu yang sedang kita siapkan," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.