Kisah Sukses Punia Giri, Dulu Kerja Sebagai Buruh Pabrik, Kini Membangun Usaha Batik

Punia Giri punya caranya sendiri untuk mengembangkan keinginannya berbisnis batik. Dulu ia bekerja sebagai buruh pabrik.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Punia Giri, pemilik usaha batik Kami Suka, saat ditemui di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (18/2/2023). 

"Saya belajar shibori dari beberapa guru, sempat kursus juga mulai dari yang abal-abal hingga mendapatkan kesempatan belajar ke Jepang," katanya.

Saat itu, kata Punia, di Jepang sedang ada festival shibori yang biasa diadakan di awal musim panas.

"Di sana saya belajar dengan para master shibori dan belajar prosesnya."

"Sebenarnya hampir sama dengan batik."

"Batik menggunakan malam, sedangkan shibori menggunakan tali atau benang supaya warnanya masuk ke dalam kain," tuturnya.

Edukasi yang dilakukan oleh Punia kepada pelanggannya terus dilakukan terutama soal penggunaan warna alami yang ia gunakan untuk batiknya.

Punia memilih warna biru sebagai warna favoritnya dan menggunakan pewarna alami indigo yang menghasilkan warna biru untuk batiknya.

Ia menjelaskan menggunakan pewarna kimia memang dipastikan akan tahan lama akan ketahanan warna pada pakaian.

Sementara itu, untuk pewarna alam, pelanggan malas karena memang butuh perawatan ekstra dalam proses mencucinya.

"Biasanya ketika mencuci dengan detergen, sifatnya itu membersihkan sehingga warna alam pun akan memudar lebih cepat."

"Jadi untuk perawatannya, cuci menggunakan lerak, sabun khusus batik dan tidak boleh terkena matahari langsung," ujarnya.

Punia mengatakan produknya semakin dikenal karena sering ikut pameran dan batiknya semakin disukai karena sejak 2018 mengubah konsep menjadi sustainable yang lebih banyak memanfaatkan pewarna alam dalam prosesnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved