Tiap Pagi Kendaraan yang Melintas di Simpang Kiaracondong-Soekarno Hatta Capai 51 Ribu

Pada jam sibuk pukul 06.00 – 09.00 WIB, kata dia, ada sekitar 29.000 kendaraan dari arah timur yang mengarah ke utara di simpang tersebut.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Ravianto
tribunjabar/ichsan
Simpang Jalan Kiaracondong-Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Minggu (4/8/2019) siang. Tiap pagi jalur ini dilalui 51 ribu kendaraan. 

TRIBUJABAR.ID, BANDUNG - Jumlah kendaraan di Kota Bandung nyaris sama dengan populasi penduduknya. 

Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, jumlah kendaraan di Kota Bandung saat ini mencapai 2,2 juta, sedangkan jumlah penduduk yakni sebanyak 2,4 juta jiwa.

Dari jumlah tersebut, didominasi kendaraan roda dua atau sepeda motor sekitar 1,7 juta dan mobil 500 ribuan.

Pakar Transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono mengatakan, jumlah kendaraan setiap tahunnya selalu bertambah dan tidak diimbangi dengan luas jalan yang ada di Kota Bandung.

"Kendaraan pribadi yang ada di Kota Bandung itu sudah sangat banyak, di atas dua juta sekian, sudah hampir mendekati jumlah penduduk Kota Bandung. Jadi, seolah-olah satu warga Bandung itu punya satu (kendaraan)," ujar Sony, saat dihubungi, Sabtu (11/2/2023).

Kondisi itu, kata dia, membuat jalanan di Kota Bandung kerap macet.

Apalagi, karakter Kota Bandung, jauh berbeda dengan kota besar seperti Jakarta.

Menurutnya, jalanan di Kota Bandung cenderung lebih sedikit dan kecil, berbeda dengan Ibu Kota Jakarta yang punya jalanan lebih banyak, termasuk jalan layang dan underpass.

Sehingga, pengendara punya alternatif rute yang dilalui. 

"Kalau misalnya ganjil genap di Jakarta itu diterapkan di Bandung malah akan sulit," katanya.

Tujuan ganjil-genap, kata dia, agar masyarakat mau menggunakan transportasi umum disaat ganjil atau genap. Namun, kenyataannya hal itu tidak terjadi. 

"Kalau ganjil genap itu menghindari ya, tujuan ganjil genap kan agar orang yang punya mobil tanggal ganjil saat tanggal genap, dia naik angkutan umum, tetapi ini enggak terjadi," katanya.

Sehingga, kata dia, kalau di Bandung diterapkan ganjil genap, maka jalur alternatif atau jalan-jalan kecil akan semakin macet. 

"Ganjil genap tidak selalu efektif untuk diterapkan di Bandung," ucapnya. 

Sebelumnya, Kabid Lalu Lintas dan Perlengkapan Jalan Dishub Bandung, Khairul Rijal mengatakan, banyaknya volume kendaraan di Bandung bisa dilihat dari data kendaraan yang melintas di persimpangan Kiaracondong – Soekarno Hatta.

Pada jam sibuk pukul 06.00 – 09.00 WIB, kata dia, ada sekitar 29.000 kendaraan dari arah timur yang mengarah ke utara di simpang tersebut.

Sedangkan dari arah timur ke barat menurutnya ada 22.000 kendaraan

"Artinya dominan kalau pagi hari, itu hampir 50.000 dalam tiga jam," ujar Rijal.(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman. )

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved